HAI-ONLINE.COM- Mungkin saat ini vendor yang paling banyak mendapatkan gelar 'ponsel gaib' pada produknya adalah Xiaomi, terutama seri ponsel Redmi Note 7.
Nggak hanya ponsel itu aja, bahkan untuk keluaran terbaru seperti Redmi Note 8 dan 8 Pro pun mengalami hal yang sama.
Selain demand yang tinggi, sebenarnya apa sih penyebab dari susahnya untuk mendapatkan ponsel Xiaomi? Melalui sebuah wawancara dengan KompasTekno, Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse buka-bukaan.
Sebab pertama terkait dengan masalah menufaktur, dalam upaya meningkatkan kapasitas oleh pabrik rekanan Xiaomi di Indonesia, Sat Nusapersada dalam menangani produksi ponsel terkait.
Untuk produksi ponsel Redmi Note, Xiaomi membawa komponen dalam jumlah besar dari China. Bersama dengan itu, Sat Nusapersada menambah fasilitas produksi dan melatih pekerja yang diperlukan.
Xiaomi dan Sat Nusapersada kemudian melakukan uji produksi. Proses ini harus dihentikan dan diulang kembali, apabila kualitas produk yang dihasilkan kurang memuaskan.
“Apakah ingin cepat-cepat atau menunggu untuk memastikan kualitas? Di sinilah kami melakukan trade-off (mengorbankan kecepatan),” ujar Alvin.
Belum selesai sampai di situ, selain persoalan di pabrik, kendala lain menghadang saat pemasaran produk secara online.
Baca Juga: Xiaomi Resmi Luncurkan Ponsel Berkamera 108MP! Buat Moto Apaan?
Alvin mengatakan, ponsel Redmi Note yang dijual di e-commerce banyak diborong oleh pedagang. Akibatnya, konsumen yang benar-benar merupakan pengguna akhir jadi kehabisan barang.
Mereka kemudian mencoba mencari ponsel secara offline, namun ketika itu jaringan ritel luring Xiaomi belum siap untuk menanggapi permintaan pasar.
“Pasaran online di Indonesia cukup rumit karena yang membeli bukan cuma konsumen, tapi juga pedagang dan dealer. Sementara, kami sangat fokus di pemasaran online dan toko offlline belum matang,” jelas Alvin.
“Problem” ketiga yang disebut Alvin adalah tingginya minat terhadap produk Xiaomi di Indonesia. Ditambah dengan dua masalah di pabrik dan penjualan online tadi, pihaknya pun jadi kewalahan berusaha memenuhi permintaan pasar.
“Pabrik kami terus menerus memproduksi dalam jumlah besar. Tapi barang selalu langsung habis dalam waktu singkat di pasaran,” katanya.
Meski Xiaomi mengklaim telah menyiapkan stok Redmi Note 8 sebanyak lebih dari 100.000 unit untuk satu bulan pertama penjualan, nyatanya seri ponsel tersebut sempat dikeluhkan sulit ditemukan di pasaran.
Namun Alvin mengatakan pihaknya sudah belajar dari pengalaman. Dia pun berharap fenomena ponsel gaib tak terulang lagi di ponsel Xiaomi.
“Kami telah membuat banyak kemajuan. Untuk produk selanjutnya Anda akan lihat ketersediaan yang lebih baik,” pungkas Alvin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Xiaomi Indonesia Blak-blakan soal Ponsel “Gaib", Ini Sebabnya"