Follow Us

Ternyata Ini 3 Penyebab Smartphone Xiaomi Sering Jadi Barang 'Gaib'

Dio Firdaus - Jumat, 22 November 2019 | 18:00
Country DIrector Xiaomi Indonesia Alvin Tse menunjukkan ponsel Mi Mix Alpha di Jakarta, Kamis (21/11/2019)
(KOMPAS.com/ OIK YUSUF)

Country DIrector Xiaomi Indonesia Alvin Tse menunjukkan ponsel Mi Mix Alpha di Jakarta, Kamis (21/11/2019)

HAI-ONLINE.COM- Mungkin saat ini vendor yang paling banyak mendapatkan gelar 'ponsel gaib' pada produknya adalah Xiaomi, terutama seri ponsel Redmi Note 7.

Nggak hanya ponsel itu aja, bahkan untuk keluaran terbaru seperti Redmi Note 8 dan 8 Pro pun mengalami hal yang sama.

Selain demand yang tinggi, sebenarnya apa sih penyebab dari susahnya untuk mendapatkan ponsel Xiaomi? Melalui sebuah wawancara dengan KompasTekno, Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse buka-bukaan.

Sebab pertama terkait dengan masalah menufaktur, dalam upaya meningkatkan kapasitas oleh pabrik rekanan Xiaomi di Indonesia, Sat Nusapersada dalam menangani produksi ponsel terkait.

Untuk produksi ponsel Redmi Note, Xiaomi membawa komponen dalam jumlah besar dari China. Bersama dengan itu, Sat Nusapersada menambah fasilitas produksi dan melatih pekerja yang diperlukan.

Xiaomi dan Sat Nusapersada kemudian melakukan uji produksi. Proses ini harus dihentikan dan diulang kembali, apabila kualitas produk yang dihasilkan kurang memuaskan.

“Apakah ingin cepat-cepat atau menunggu untuk memastikan kualitas? Di sinilah kami melakukan trade-off (mengorbankan kecepatan),” ujar Alvin.

Belum selesai sampai di situ, selain persoalan di pabrik, kendala lain menghadang saat pemasaran produk secara online.

Baca Juga: Xiaomi Resmi Luncurkan Ponsel Berkamera 108MP! Buat Moto Apaan?

Alvin mengatakan, ponsel Redmi Note yang dijual di e-commerce banyak diborong oleh pedagang. Akibatnya, konsumen yang benar-benar merupakan pengguna akhir jadi kehabisan barang.

Mereka kemudian mencoba mencari ponsel secara offline, namun ketika itu jaringan ritel luring Xiaomi belum siap untuk menanggapi permintaan pasar.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest