Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mismatch Bikin TopKarir Bantu 13.400 Lulusan SMK Biar Nggak Pengangguran

Al Sobry - Kamis, 14 November 2019 | 10:50
Mismatch Bikin TopKarir Bantu 13.400 Lulusan SMK Biar Nggak Pengangguran

Mismatch Bikin TopKarir Bantu 13.400 Lulusan SMK Biar Nggak Pengangguran

HAI-Online.com – Tahukah kamu, angka pengangguran masih cukup tinggi khususnya di tingkat lulusan SMK.

Merujuk pada data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah mencapai 5,28 persen atau dengan kata lain, dari 100 orang angkatan kerja terdapat 5 orang penganggur.

Sementara total Pengangguran Terbuka per Agustus 2019 sebesar 7,05 juta orang. Makanya, pemerintah Republik Indonesia tengah menjadikan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai fokus penggunaan anggaran negara di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Millennial Bisa Raih Banyak Impian, Generasi #BisaBanget Playspace Siap Tunjukin Caranya!

Salah satu yang dilakukan adalah dengan mendorong pendidikan vokasi dan SMK, Pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran terbuka di Indonesia.

Sayangnya angka pengangguran lulusan SMK masih tinggi, jika ditelusuri lagi, TPT dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi yang paling tinggi (10,42 persen) dibanding jenjang pendidikan lain TPT di jenjang SMA 7,92 persen dan TPT di jenjang Diploma I/II/III yang berada di level 5,99 persen.

“Hal ini cukup kontras mengingat sebagian besar atau sebanyak 80 persen posisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah untuk anak muda,” ucap CEO & Co-Founder TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo dalam rilis yang diterima Rabu (13/11/2019) kemarin.

Berdasarkan analisa, hal ini terjadi karena masih banyak ditemukan mismatch antara SDM yang dibutuhkan oleh pemberi kerja dengan kualitas SDM pencari kerja khususnya lulusan di tingkat SMK.

“Lulusan SMK dianggap masih kurang memenuhi kebutuhan industri, in term of skill, sehingga perusahaan lebih baik melakukan hijack,” ungkapnya lagi.

Selain itu, berdasarkan temuan tim TopKarir, ada sejumlah hal yang menjadi catatan dalam dunia tenaga kerja di Indonesia yaitu di satu sisi, HRD perusahaan merasa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni, baik Hard Skill maupun Soft Skill, terutama masalah soft skill, mulai dari pembuatan lamaran, CV, respon terhadap interview sampai perilaku di kantor.

Baca Juga: 4 Negara yang Bisa Jadi Acuan Indonesia untuk Menerapkan Regulasi Skuter Listrik

Namun di sisi lain, Pencari kerja generasi milenial membutuhkan akses informasi yang cepat, tepat dan jelas tentang kebutuhan karir mereka.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x