HAI-Online.com – Satu hal yang sering dicari para pejalan (traveler) adalah kebebasan. Termasuk juga kebebasan untuk menentukan mau terjaga asuransi perjalanan atau jalan-jalan sebebasnya tanpa beban tanggungan.
Yap, buat kita yang masih muda, terlebih yang suka jalan-jalan ke luar kota, melintasi provinsi bahkan melancong ke negara tetangga di Asia, seringnya masih ogah mengambil travelinsurance.
Jarang sekali ada pejalan kita yang betul-betul memastikan dirinya sudah mengambil paket asuransi perjalanan sebelum memesan tiket keberangkatan.
Baca Juga: Ubud Masuk 10 Besar Kota Terbaik di Dunia Menurut Para TravelersBaca Juga: Ubud Masuk 10 Besar Kota Terbaik di Dunia Menurut Para TravelersAlasan paling masuk akal adalah jalan-jalan di negara sendiri atau paling jauh ke negara serumpun Asia, dirasa masih sangat aman. Jadi nggak perlu terlalu ribet mengambil jaminan asuransi saat melakukannya. Merasa kenal, merasa dekat.
Nah, buat kamu yang lagi melebarkan sayap perjalanan, yaitu kamu nggak cuma jadi pejalan domestik atau Asia lagi melainkan sudah melintasi benua lain, Eropa misalnya, maka mau nggak mau travel insurance ini harus “dibeli” juga.
Yap, asuransi perjalanan nyatanya dibutuhkan untuk bisa masuk ke beberapa kawasan negara, Schengen misalnya. Semua negara yang masuk Schengen, mewajibkan wisatawan untuk punya travel insurance.
"Ini sekedar tips aja ya, buat para pejalan, yang suka melakukan perjalanan, jangan cuma mikirin diri sendiri aja, tapi mikir juga banyak yang sayang sama kamu, jadi pake lah asuransi perjalanan yang menjamin diri kita," ungkap Didi Kaspi Kasim, editor in chief National Geographic Indonesia.
Pada dasarnya, asuransi perjalanan dibutuhkan untuk meng-cover biaya jika ada insiden, kecelakaan, atau gangguan medis selama perjalanan.
Untuk itu, sebelum mendaftar asuransi perjalanan, ada beberapa tips yang perlu disimak, nih!
Perbedaan Asuransi Jalan-jalan
Perbedaan asuransi perjalanan dengan asuransi kesehatan dari maskapai dan asuransi jiwa pada umumnya adalah mencakup jaminannya.