HAI-ONLINE.COM - Walau sudah masuk menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di kompetisi besar seperti Asian Games, masih saja ada stigma negatif yang melekat pada olahraga ekstrim skateboard.
Skater profesional Indonesia, Satria Vijie, pun mengakui hal itu. Menurutnya, skateboard datang dari budaya jalanan atau street culture, hal itu membuat orang-orang berfikiran negatif terhadap skateboard.
HAI pun berbincang sama doi di ajang tahunan Go Skateboarding Day edisi Jakarta di Kalijodo Skatepark pada Jumat (21/6), ia menceritakan opininya terkait mengapa stigma negatif masih melekat pada olahraga ekstrim skateboard.
Baca Juga: Nggak Perlu Siapin Recehan, Kini Bayar Pengamen Bisa Pakai Go-Pay
"Sebenarnya kenapa banyak stigma negatif tentang skater karena kita ini street culure, anak band, anak punk, segala macem, ya posisinya orang-orang mikir selalu negatifnya," katanya.
"Itu kenapaorang-orang kayak gue berusaha untuk ngebuang hal-hal negatif itu, gue tunjukin kalo dengan skate, gue bisa menghidupi diri gue. Itu yang gue tunjukin," lanjutnya.
Menurutnya, banyak hal-hal positif yang bisa diambil dari olahraga ekstrim skateboard. Salah satunya adalah penghasilan lomba di ajang-ajang kompetisi besar seperti Asian Games.
Menurutnya saja, kalau mendapatkan medali perak, pemerintah memberikan uang sebesar Rp 750 juta kepada sang skater yang memenangkan medali tersebut. "Siapa yang nggak kepengen, sih?" ucapnya.
Baca Juga: Dengan Komposisi dan Harmoni, Jazz dikatakan Mengakomodasi Keberagaman
Selain itu, upaya pemerintah untuk mendukung talenta-talenta Indonesia yang jago nge-skate juga menjadi bukti kalau ini adalah hal yang positif sehingga sudah didukung oleh negara.
"Asian Games aja sudah jadi bukti, hadiahnya kalau dapet medali perak itu Rp 750 juta," lanjutnya.
Vijie juga berharap nantinya di Indonesia ada organisasi olahraga yang menaungi skateboard agar negara bisa dengan fokus mendukung dan memberikan kesempatan bagi mereka yang bertalenta untuk unjuk gigi di kancah lokal maupun internasional.
Saat ini, skateboard masih berada dalam naungan PB PORSEROSI (Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia). Vijie berharap ke depannya bakal ada organisasi skateboard yang berdiri sendiri.