- Pilih Sampah Lo!
“Di mal-mal kita bisa melihat tempat sampah yang sudah terbagi-bagi. Tapi kalo dilihat dalamnya, semua sampah itu tetap saja bercampur,” ungkapAnnisa Paramitha, dari Waste4Change, dengan kata lain dia juga menyesal orang-orang nggak memperhatikan ke mana sampah mereka buang. Belum lagi ketika sampah diangkut oleh truk sampah, semuanya kembali menyatu. Padahal seharusnya dipilih terus dipisah-pisahkan.
Sampah plastik, sampah organik dan sampah berbahaya. Tiga itu aja dulu dilakuin, sehingga kalo sudah terpisah. Nggak semua sampah numpuk bersatu di Tempat Pembuangan Akhir. Artinya, jumlahnya bakal berkuran karena sebagian sampah yang dipisah bakal gampang diolah lagi.
Berbeda halnya kalo nyampur, ya susah, yang satu keburu busuk, satu lagi butuh ribuan tahun untuk terdegradasi, satunya lagi terlalu berbahaya bahkan untuk disentuh pemulung.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, 2 Desainer Bikin Tumbler Solusi Minum Bubble Tea Tanpa Sedotan
- Pake sedotan stainless steel minimal 15 Kali
Nah, solusinya adalah memakai sedotan reusable.
Seringnya sih yang berbahan stainless steel. Cuma sayangnya, udah mahal-mahal dibeli, eh dipakainya Cuma sekali. Alasannya lupa dibawa dan lain-lain.
Padahal kalo mau bantu return sampah kita sendiri, pakai dong sedotan stainless steel minimal 15 kali.
“Kenapa minimal 15 kali, karena jumlah itu bakal bisa menebus jumlah karbondioksida yang dikeluarkan pada saat membuat sedotan tersebut,” jelas Swietenia Puspa, inisiator Divers Clean Action.