HAI-Online.com – Aksi 22 Mei yang terjadi Rabu (22/05/2019) lalu menimbulkan berbagai polemik, khususnya masyarakat yang bertempat di daerah ibukota.
Kalangan muda pun tak luput dari dampaknya, ada yang malas berangkat ke sekolah, terganggu dengan suara berisik yang ditimbulkan, sampai-sampai alami macet parah dimana-mana.
Kisruh yang ditimbulkan berdampak bagi jalannya aktivitas keseharian kita, meskipun setiap hari selalu di rumah. Nah, sosial media yang kita pakai salah satunya menjadi terhambat dikarenakan keputusan pemerintah untuk membatasi aliran informasi berbau “hoax” kepada masyarakat.
Baca Juga: Jarang Orang Tahu, 3 Bahaya Ini Mengintai Pengguna VPN Gratisan
Meskipun kejadiannya berpusat di Jakarta, dampaknya sampai-sampai ke luar Jabodetabek. Pasti ada yang mengeluh karena nggak bisa “stalking” instagram mantan, chattingan sama gebetan, sampai-sampai mau janjian ketemuan jadi sulit.
Sejauh mana teman-teman di luar kota menanggapi kejadian tersebut?
Kosa Perdhika, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta
Menurut gua udh cukup chaos sih, sampe udah nggak memperdulikan fasilitas dan orang-orang di sekitar. Yaa (kena) dampaknya aja yang pertama terasa banyak kantor dan gedung tutup, yang kena imbasnya sampai 1 indo. Iinternet sama medsos dibatasi, mengganggu berjalannya mobilitas sehari-hari kita. Feeling gua sih emg harus ada pertahanan ekstra sih, tapi gua percaya aparat keamanan kita, yang penting tetap tenang waspada atas situasi aja.
Grandy Fahrose, SMA Kolese De Britto Yogyakarta
Kalo menurut gw, demo haruslah di tempat asalnya, jangan cuman mau ngumpul terus buat keributan. Tapi demo serentak. Kan kita lagi di bulan puasa, sudah seharusnya kita mengamalkan rahmatan lil alamin - rahmat bagi alam semesta, jadi ya harus tetep damai. Juga jangan sampai karena kacau ekonomi makin melemah, kita makin jadi miskin deh. Klo bagi gue dampak sih lebih ke arah cemas, apalagi sebagai perantau asal ibu kota. Pasti pikirin orangtua juga dkk.
Angelina Putri, SMA Yos Sudarso Batam
Kalo pndapat aku sih sebagai warga Batam, lebih ngenak di bidang ekonominya karena Batam itu sumber pendapatannya itu dari investor. Dengan adanya demo kemarin roda perekonomian di Batam agak lambat, masih menunggu situasi politik kembali stabil. Barang-barang kebutuhan pokok di Batam didatangkan dari daerah lain contohnya yang biasa, cabe di datangkan dari Padang tapi karena masyarakat sana banyak berpartisipasi demo jadi pengangkutan terhambat.
Haryadi Hendrawan, SMAN 4 Jayapura
Seorang pelajar dari tanah Papua juga memberikan pendapatnya, Pendapat saya soal kerusuhan di Jakarta itu menurut sa (saya.red) itu ulah- ulah oknum yang tidak bertanggung jawab atau ada man behind camera, itu macam ada di skenario. Saat bubar itu ada (perusuh) masuk untuk memancing massa yang aksi tuntut keadilan ini supaya terprovokasi terus dari pihak polisi juga sa rasa ada pihak-pihak yang provokasi juga. Sekarang tu masyarakat cuma mau minta kejujuran dan keadilan terkait pemilu kemarin.
Baca Juga: Dari Asrama Brimob Terbakar Hingga Polisi dari China, Ini 4 Hoaks yang Muncul dalam Kerusuhan 22 Mei
Angel, SMA Cita Hati West Campus Surabaya
Harusnya kericuhan yang kemaren nggak sampe terjadi walaupun dengan embel-embel nggak terima paslon dukungannya kalah. Atau emang nggak setuju dengan paslon yang menang, justru dengan adanya pemilu gini harusnya makin belajar menghormati pendapat orang lain apalagi dalam berdemokrasi gini hal utama yang dijunjung saling menghargai satu sama lain. Lagian dengan adanya demo gini merugikan banyak orang banget, keik socmed aja kegangg, ekonomi ibukota juga kena efeknya contohnya Tanah Abang dll. Jadi ya emang harusnya para elite2 politik bisa berusaha kasih sosialisasi dewasa dalam berdemokrasi dan berpolitik. (Medio Putera)
Bagaimana menurut kalian tanggapa berbeda ini? (*)