Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ceritakan Teror di Masjid Christchurch, Penggarapan Film 'Hello Brother' Dibanjiri Kecaman

Bayu Galih Permana - Kamis, 16 Mei 2019 | 13:30
Brenton Tarrant saat hadir dalam persidangan.
NDTV

Brenton Tarrant saat hadir dalam persidangan.

HAI-Online.com -Belum hilang dari ingatan, kawanan teroris yang dipimpin oleh Brenton Tarrant tiba-tiba melancarkan aksi penembakan brutal terhadap jemaah masjid di Christchurch, Selandia Baru pada pertengahan Maret lalu.

Kala itu, pelaku yang menyiarkan aksi kejinya tersebut melalui siaran langsung Facebook, tetap tega menghujani jemaah masjid yang tengah melakukan ibadah shalat Jumatdengan tembakan meskipun sempat disambut hangat oleh salah seorang korban.

Berkaca dari kejadian itu lah, seorang produser asal Mesir, Moes Mazoud berencana mengangkat aksi terorisme di Selandia Baru tersebut menjadi sebuah film berjudulHello Brother.

Seperti yang dilansir HAI dari Variety, Mazoud menjelaskan bahwa dia ingin mengangkat kejadian tersebut menjadi film supaya orang-orang bisa memahami satu sama lain, dan mencari tahu apa saja penyebab terjadinya kebencian, rasisme, supremasi, serta terorisme.

Baca Juga : 5 Universitas yang Lulusannya Paling Banyak Diterima 4 'Unicorn' Besar Indonesia

"Di Christchurch, pada 15 Maret, dunia menyaksikan kejahatan tanpa ada rasa kemanusiaan. Film Hello Brother akan datang seperti obat, sehingga ke depan kita bisa lebih memahami satu sama lain, dan mengerti akar dari kebencian, rasisme, supremasi, dan terorisme," ujar Mazoud.

Namun, rencana ini pun kemudian langsung mengundang beragam kecaman dari sejumlah pihak, salah satunya penggarap efek visual dari filmThe Avengers danWar for the Planet of the Ape, Jason Lei Howden.

"Siapa saja tolong, bisakah orang-orang di Selandia Baru memboikot ini? Hentikan orang-orang itu memanfaatkan pembunuhan dan teror," tulis Howden melalui Twitter pada Rabu kemarin (15/5).

Lebih lanjut, Howden juga berharap agar Mazoud dan kawan-kawan nggak nekat menggarap film tersebut, apalagi melakukan proses syuting di Selandia Baru, dan kru setempat menolak untuk bekerja dengan mereka.

"Aku harap mereka nggak mencoba dan melakukan syuting di Selandia Baru, dan apabila mereka melakukannya, aku harap kru di sana menolak untuk bekerja dengan mereka," tambah Howden.

Kalau menurut kalian sendiri gimana sob? Boleh nggak sih teror di Christchurch diangkat menjadi film? (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x