Dengan karya ilmiahnya tentang pembalut kain yang dipakai selama lima tahun ini, Windy berhasil meraih juara dua Mawapres Kopertis Wilayah VIII yang meliputi Bali, NTB, dan NTT tahun 2019.
Selain itu, kini ia sedang mempersiapkan pembalut ini untuk diproduksi secara massal.
Di awal ia membuat 100 pembalut yang akan dipasarkan terlebih dahulu di lingkungan kampus sebelum nantinya ke masyarakat luas.
“Saya masih proses buat dan mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dipasarkan,”ujar cewekkelahiran Singaraja, 3 September 1999 ini.
Baca Juga: 5 Kampus Indonesia yang Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia
Untuk pembuatannya pun dilakukannya bersama keluarganya baik dari proses menjahit maupun mendesain.
“Produksinya dilakukan di rumah, dibantu keluarga karena ada yang jadi tukang jahit dan membuat desain,” katanya.Bahan pembuatannya punnggaksulit, karena bisa ditemukan di toko kain.
Selain bisa digunakan selama lima tahun, pembalut ini juga ramah lingkungan, dibanding dengan pembalut di pasaran yang terbuat dari plastik polimer yang susah terurai. (*)