Pihak sekolah lalu memberikan penjelasan kenapa mereka tidak memilih anak Kalaichelvi sebagai ketua kelas.
“Dalam evaluasi komite di sekolah Sri KDU, siswa yang terpilih menjadi ketua adalah kandidat yang lebih baik untuk posisi itu. Pemilihan didasarkan pada hasil dari seluruh proses pemilihan," ungkap AK Chan, Chief Operating Officer (COO).
Jadi, pemilihan ketua kelas ini tidak hanya memperhatikan voting, tapi juga berdasarkan pada pengamatan komite terkait sikap siswa sehari-hari, kesabaran, komitmen, ketekunan, dan terutama rasa hormat yang ditunjukkan pada badan pengawas.
Menurut sekolah, ada pelajar lain yang lebih memenuhi semua kriteria tersebut dibandingkan anak Kalaichelvi. Lagi pula belum ada laporan bahawa anak ibu tesebut punya keinginan sendiri untuk menjadi ketuanya selain hanya keinginan ibunya.
Nah, gimana kalo kamu nggak berada di posisi pemimpin, seperti ketua kelas, wakil, sekretaris atau bendahara. Dengan kata lain, kamu merupakan anggota /warga kelasnya? Tenang, kamu bisa tetap aktif berpartisipasi dalam tugas-tugas piket atau fokus meningkatkan prestasi akademik.
Buat yang udha ikut pemilihan dan belum dipilih ‘rakyat’, inilah saat untuk memperbaiki kualitas diri agar ketika mendaftar lagi sebagai calon pemimpin, sudah ada versi terbaik dari kamu, guys! (*)