Pelatih Salfas Soccer, Irwan Salam mengaku bahwa anak asuhnya banyak belajar dari Liga Kompas, apalagi kompetisi ini adalah pengalaman pertama timnya mengikuti liga.
Menariknya, Irwan sempat mengaku bahwa dia hanya menargetkan Salfas Soccer untuk nggak terdegradasi di awal kompetisi, sebelum akhirnya bernafsu untuk mengejar gelar juara setelah timnya mampu merangsek naik ke papan atas pada paruh musim.
Namun, tuntutan pada anak asuhnya untuk selalu memenangi setiap laga kemudian menjadi bumerangkarena besarnya tekanan yang membuat mereka menjadi tertekan dantergelincir dari peringkat pertama ke peringkat kedua, empat pekan sebelum akhir.
”Di usia muda, anak-anak harus dibiarkan main lepas. Jangan pernah menuntut. Saat dituntut, mereka justru terbebani dannggakbisa mengeluarkan permainan terbaiknya. Kejuaraan kelompok usia memang bukan tempat mengejar prestasi, tetapi tempat pembinaan,” ujarnya.
Baca Juga : Canggih dan Ramah Lingkungan, Printer Buatan Mahasiswa Ini Menggunakan Plastik
Jangan Cepat Puas
Direktur Liga Kompas Kacang Garuda U-14 Adi Prinantyo mengatakan, tim mapan atau tim papan atas nggak boleh terlena dengan prestasi mereka saat ini karena persaingan akan berbeda dan pasti bakal muncul kejutan di musim depan.
Di sisi lain, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy mengingatkan bahwa liga harus terus meningkatkan kualitasnya, terutama dalam segi sportivitas.
Jumlah kartu kuning musim ini, 442 kartu kuning, jauh lebih banyak daripada 388 kartu kuning pada musim 2017/2018, sedangkan kartu merah tetap sama yaitu 12 kartu.
”Semangat sportivitas itu harus dibina sejak usia muda agar terbawa hingga dewasa,” katanya.
Direktur Marketing Garudafood Ferry Haryanto mengutarakan, Liga Kompas adalah ajang yang sangat tepat untuk menjaring bibit pemain terbaik Indonesia, terlihat dari banyak jebolan liga yang terpilih memperkuat tim nasional Indonesia di beberapa kelompok usia.
Maka dari itu, Ferry sendiri memiliki harapan supaya kerja sama Kompas dan Kacang Garuda tetap terus berlanjut di masa mendatang.