Sistem ini akan dibangun di bawah tanah, tepatnya di bawah jalur jalan-jalan protokol yang sekarang ini ada, termasuk di bawah jalan Sudirman/Thamrin, terus ke jalan Medan Merdeka Timur dan jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk.
Baca Juga : Review 'Friendzone': Rasanya Kejebak 10 tahun Jadi Temen Doang
Namun krisis moneter yang mendera Indonesia pada tahun 1998 mebuat proyek ini menguap.
Meski kemudian angan-angan untuk memiliki transportasi modern di Jakarta masih tetap ada.
Wacana MRT di 2006 Ada Lagi!
Pada tahun 2006, keinginan untuk menghidupkan kembali wacanapembangunanMRTmuncul.
Ditandai denganpenandatanganan persetujuan pembiayaan ProyekMRTJakartadilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar.
Hal tersebut kemudian berlanjut dengan didirikannya PTMRTJakartapada tahun 2008 yang mayoritas sahammya dimiliki oleh Pemprov DKIJakarta.
Dilanjutkan Gubernur DKI
RencananpembangunanMRTdiJakartakembali berlanjut dikala Gubernur DKIJakartasaat ituFauzi Bowo atauFoke datang ke kediamanBJHabibie, kawasan Patra Kuningan,JakartaSelatan.
Pertemuan yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini menghasilkan beberapa masukan dariBJHabibiemengenai pengadaanMRTyang pernah dikajinya.
Dua tahun setelahnya tepatnya pada 26 April 2012,Fokemeresmikan pencanangan persiapanpembangunanMRTTahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus-Bundaran HI.