HAI-online.com -Premier League, English Football League dan Football Associationmendapatkan kritikan "standar ganda" karenanggak memberi penghormatan kepada50 orang yang tewas dalam serangan masjid di Selandia Baru.
Kompetisi rugby internasional Six Nations Enam Negara dankompetisirugbylainnya memberikan penghormatan dengan mengheningkan cipta padaakhir pekan ini. Namun, hal itu nggak dilakukan oleh kompetisi papan atas sepak bola Inggris.
Padahal, klub-klub Liga Premier Inggris pada November 2015 lalumengenakan ban lengan hitam dan memainkan lagu kebangsaan Prancis sebelum pertandingansetelah terjadinya serangan teror di Paris.
Yunus Lunat, mantan ketua dewan kesetaraan ras FA menyebut bahwa hal ini adalah "hipokrit".
Baca Juga : Dari Ozil Sampai Salah, Begini Reaksi Sejumlah Bintang Sepak Bola Terkait Aksi Teror di Selandia Baru
Saat penghormatantahun 2015, ketua Liga Premier Richard Scudamore mengatakan hal itu adalah tindakan "solidaritas dan pengenangan" setelah serangan di ibukota Perancis, di mana 130 orang tewas.
Kepada BBC Sport, Yunus Lunat mengatakan: "Nggak ada alasan, ketika sesuatu telah terjadi, meskipun skalanya nggak sama, sepak bola harus selalu 'berbicara' dan memberikan penghormatan."
"Ini menjadi standar ganda dan hipokrit. Mengheningkan cipta selama satu menit adalah hal yang patut dilakukan. Ini seharusnya berlaku untuk semua serangan teror yang terjadi."
Yunus juga menyampaikankritikannya inilewat Twitter dengan me-mention akun-akun Twitter resmiPremier League, EFL dan FA.
Baca Juga : Puji Khabib Nurmagomedov, McGregor: Dia Lawan yang Sangat Tangguh
FA pun kemudian menanggapi kritikan Yunus dengan akan memberikan penghormatan kepada para korban tragedi Selandia Barudi pertandingan antara InggrismelawanRepublik Ceko pada Jumat, 22 Maret mendatang.