Follow Us

Pesan Jimi Multhazam Untuk Para Musisi Indie: Bikin, Jualin, Beres!

Rizki Ramadan, Jeanett Verica - Minggu, 10 Maret 2019 | 17:00
Pesan Jimi Multhazam
HAI

Pesan Jimi Multhazam

Dikutip dari arsip majalah HAI 03 2017

HAI-online.com - "Lahir di Jakarta, bulan Januari. Tanggal 11. Tepat 4 hari sebelum peristiwa Malari melanda. Pada sebuah bidan di bilangan Kampung Melayu. Bernama Aini. Jimi lebih dulu mahir menggambar di banding membaca. Menderita step ketika balita. Hingga akhirnya tumbuh menjadi anak penghayal.”

Itulah sepenggal deskripsi diri Jimi Multhazam yang sempat saya kebet di blog jimijimz.wordpress.com.

Setelah saya scroll ke bagian bawah deskripsi tadi, rupanya pentolan The Upstairs ini juga nyantumin sederet daftar panjang mengenai hal apa aja yang udah pernah dilakukannya di kancah musik Indonesia. Ada pula sedikit riwayatnya sebagai seniman visual yang beberapa kali ikut pameran. Buat kalian penggemar beratnya, pastilah tau kalau dia sempat bergelut di sebuah band bernama Bequiet di kurun waktu ‘90-an akhir. Lalu, dia juga punya proyek bermusik lain selain The Upstairs, yakni Morfem, yang belum lama ini juga sukses meluncurkan album terbaru, Dramaturgi Underground. Bahkan, proyeknya yang bernama Bequiet tadi juga udah aktif lagi sejak tahun 2015.

Masih di laman blognya tadi, om Jimi juga rajin mengunggah beberapa posting-an, bahkan masih terlihat aktif sampai sekarang. Cenayang Musik Indonesia 2011 adalah judul dari salah satu tulisan yang cukup menggoda saya untuk membacanya. Sudah 6 tahun lalu memang, tapi tetap menggelitik pasca disimak. Di tulisan itu, doi mencoba menyampaikan “ramalan”-nya tentang dunia musik di tahun 2011.

Ia ngebeberin kalo di tahun 2010, ada beberapa album musisi indie keren yang rilis.

Kayak Bangkutaman, White Shoes and The Couples Company, Kelelawar Malam, plus Bayu Risa. Album-album itu, kata om Jimi, bagus-bagus semua, tapi mungkin nggak banyak orang yang tau nama dan karyanya.

Baca Juga : Tanya Jawab Dengan Stevie Item Tentang Serunya Berkarier di Musik Sidestream dan Mainstream Sekaligus

“Itulah fenomena monoton Musik Indonesia. Musik yang keren artinya nggak dikenal luas oleh masyarakat,” begitu tulis om Jimi di sana.

Pun pada tulisan itu, ia juga “menyindir” musisi TV yang lebih mirip marketer wahid ketimbang seniman. Musisi-musisi itulah yang lagunya jauh dari kata catchy, tapi penontonnya berjubel dan saban merchandise-nya dijual, selalu laku keras. Keping-keping CD-nya pun ludes terjual. Kelihatannya, cukup beda nasib sama musisi “mandiri” yang ada pada waktu bersamaan. Kesimpulan dari tulisan itu menyebutkan, akan ada banyak karya musisi lain yang bagus di 2011.

“Akhirnya, akan seperti apakah musik Indonesia di tahun 2011. Karya-karya musisinya, jelas banyak yang bagus. Sistem kurang mendukung. Nah, tinggal bagaimana musisi yang bagus bisa sekaligus pintar jadi marketing dan mengakali keadaan,” tulisnya.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest