Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Berlari dengan Sepatu Kesayangan, Saya Mencetak Personal Best!

Al Sobry - Selasa, 01 Januari 2019 | 13:54
Pelari

Pelari

HAI-Online.com – Pengalaman berlari di Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang sampai dengan Bali dan Cina Selatan pernah saya lalui (baca: larikan). Namun sebetulnya saya nggak benar-benar berlari sehingga sulit sekali bagi saya untuk memperbaiki personal best, terutama dalam banyak ajang lari yang digelar di daerah yang saya sebutkan tadi.

Sementara semakin tahun, olahraga lari terus menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. Saya melihat, penggemar lari terus bertumbuh. Nggak cuma perorangan, komunitas lari juga terus bermunculan.

Tak heran, semakin hari banyak pelari yang ikut mendaftarkan dirinya dalam ajang-ajang lari yang digelar sepanjang tahun bahkan sampai dengan tahun berikutnya 2019 ini. Beberapa memang sekadar cari pengalaman, namun bagi pelari yang sering muncul di garis awal (start line), keadaan mereka sudah semakin siap dan kebanyakan ingin duluan berlari sampai ke finish line.

Baca Juga : Resolusi Sepatu: Nike Mau Bikin Sneakers Murah, Ini Bocorannya!

Yah, kemungkinan besar mereka ingin meraih personal best-nya, sementara saya, lagi-lagi masih belum ketat menargetkan angka kecepatan berlari di setiap ajangnya. Apa salah saya?

Tak perlu dicari-cari betul kesalahannya apa! Karena setiap orang punya niat dan tujuan berbeda dalam mengikuti setiap perlombaanya. Selain kebanyakan mencari kesehatan dengan alih-alih menargetkan keluarnya sejumlah air keringat, sebagian lagi cuma ingin sampai ke garis finish dengan selamat dan pulang membawa medali finisher sebagai kenang-kenangan.

Awalnya saya pun seperti kebanyakan orang, berlari lalu berjalan cepat, berlari lagi terus begitu sampai ke garis akhir perlombaan.

Saya memulainya dengan ikutan lomba lari di jarak dekat seperti 5K, lanjut 8K (tahun 2014 masih ada ajang lari seru-seruan sejauh itu.red), lanjut 10K, baru mencoba 21K (half marathon), 30K (trail run) sampai dengan full marathon 42,195 K.

Baca Juga : Lari di Awal Tahun Biar Personal Best di Kategori 5K dan 10K, Yuk Larikan di Golden Run 2019!

Dengan sudah mencoba full marathon, meskipun kecepatannya masih mendekati cut off time, rasanya hati ini senang dan lega bisa menaklukan jaraknya. Sampai saya mendengar pernyataan Samuel Elia Huwae, peraih medali perak dan perunggu di Sea Games 1991, dia pelari senior dan kerap menang dalam banyak lomba lari bergengsi di tahun kejayaannya.

“Buat apa lari marathon kalau pada kenyataannya kamu berjalan di setengah perjalanannya. Lebih baik ikutan 5K atau 10K tapi kamu benar-benar berlari sampaifinish,” ucapnya menohok hati saya, mungkin juga pelari lainnya.

Dari sana, saya jadi berpikir mungkin kecepatan berlari saya average atau di bawah itu, sehingga kemungkinan besar pada saat mengikuti ajang lari, banyak pelari lain yang terhalang-halangi oleh gaya berlari saya yang selow. Andai waktu saya bisa mengimbangi pace lari mereka, mungkin saya nggak sering tertinggal di belakang. Saya jadi niat untuk mencetak personal best!

Halaman Selanjutnya

Menjadi Pelari Musiman

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x