Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Komik Mendiang Stan Lee Membangkitkan Jiwa Anak Muda di Dunia?

Al Sobry - Jumat, 07 Desember 2018 | 13:04
Stan Lee

Stan Lee

HAI-Online.com – Komik kadang punya cara yang aneh untuk bikin pembacanya berdiri lagi setelah jatuh karena suatu masalah.

Itulah kenapa, mendiang Stan Lee konsen membuat komik-komiknya untuk memengaruhi alam bawah sadar pembacanya. Ia menyadari betul, pembaca komik punya kebiasaan menyendiri dalam membuka setuap lembaran gambar dan cerita.

Nah, pada saat sendiri itulah, seperti kebanyakan anak-anak muda yang tumbuh dalam kesendirian bisa dengan mudah merenungi banyak hal termasuk karya-karya mendiang. Berimajinasi dan memengaruhi kita untuk melawan banyak hal.

Baca Juga : Malu Jadi Penulis Komik, Ini Kumpulan Quotes Stan Lee yang Terkenal

Untuk Pendidikan Sosial

Di tangan Stan Lee, cerita komik jadi semakin berkembang tidak hanya berkisah antar baik dan buruk, penjahat dan pahlawan, tapi juga isu sosial seperti pengawasan terhadap negara, narkotika, rasisme.

Penguasaan Stan Lee terhadap karakter yang ia ciptakan merupakan produk pendidikan yang ia terima. Ia membagikan pengalamannya lewat media yang digelutinya.

Stan Lee muda adalah pembaca yang rakus. Ibunya, Celia Lieber, di sela-sela pekerjaan yang berat mengajak Stan Lee untuk terus membaca. Mulai dari komik strip di koran, Mark Twain, hingga Shakespeare. Ini yang kemudian yang membuat superhero yang dijelmakan Stan Lee menjadi sangat manusia, sangat dekat, karena ia lahir dari realitas yang ada.

Untuk Perlawanan

Pada 1971, Stan Lee melawan Comics Code Authority (CCA) yang melarang penceritaan komik dengan latar horor, seks, dan narkoba. Komik Spiderman yang ia buat menceritakan tentang bahaya narkoba dan melawan mafia, namun Komite CCA tetap melarang.

Stan Lee kemudian menemui Martin Goodman dan nekat mempublikasikan spiderman dan bandit penyebar narkoba.

Apa yang ia lakukan ini kemudian mengubah lanskap komik dari yang mesti tunduk pada otoritas CCA dan mengeksplorasi tema-tema yang lebih rumit, gelap dan diperuntukan pembaca dewasa.

Untuk Perdamaian

Komik bagi Stan Lee, bukan sekedar menghibur. Pada 1968, Stan Lee pernah menulis bahwa Bigot dan rasisme adalah penyakit sosial paling berbahaya yang mewabah di seluruh dunia saat ini.

Ia menulis ini di tahun yang sama saat Martin Luther King Jr dan Robert F. Kennedy dibunuh.

Baca Juga : Daftar Lengkap Nominasi Piala FFI 2018, 'Marlina Si Pembunuh' Masuk 15 Kali

Secara konsisten ia berusaha untuk menyebarkan ide-ide tentang progresifitas dalam komik Marvel, seperti saat ia dan Jack Kirby membuat Black Panther, raja Afrika yang luar biasa cerdas dan kaya raya dari Afrika.

Ia percaya bahwa komik bisa jadi medium untuk menyebarkan ide tentang perdamaian dan persatuan.

Untuk penghargaan Karya Cipta

Tidak hanya itu Stan Lee juga kemudian membudayakan pemberian kredit kepada pencipta dalam industri komik.

Semua orang mungkin tahu siapa yang membuat Komik Dragon Ball atau One Piece, tapi Stan adalah orang yang membuat kebiasaan untuk memberi tahu lebih dari satu orang, seperti siapa penulis naskah sebuah komik, pembuat gambar, pewarna, penebal garis, hingga pembuat kover sebuah komik.

Hal ini dianggap sebagai penghormatan dan penghargaan bagi para seniman, sehingga kita bisa mengenal siapa Steve Ditko, Jack Kirby, hingga Toriyama.

Seperti juga dengan proses pengalihan karya dari komik menjadi film, kita yang duduk dalam bioskop kerap dihibur dengan penyajian kredit tittle yang berkesan. Sehingga pembuat karya film dan komik bisa diapresiasi banyak orang. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x