Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kalo Jadi Beli Twitter, Elon Musk Bikin Nazar Bakal Buka Blokir Akun Donald Trump

Reinaldy Royani - Kamis, 12 Mei 2022 | 11:48
Akun Twitter mantan pPesiden Amerika, Donald Trump yang diblokir
Flickr

Akun Twitter mantan pPesiden Amerika, Donald Trump yang diblokir

HAI-ONLINE.COM -Elon Musk berjanji jika akuisisi Twitter berhasil, ia akan membatalkan pemblokiran akun mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dalam konferensi persnya, bos SpaceX ini beranggapan bahwa pemblokiran akun Trump merupakan keputusan yang buruk.

“Menurutku adalah kesalahan ketika mengasingkan sebagian besar negara dan membungkam Donald Trump dan membuatnya nggak bersuara,” tutur Musk, Selasa (10/5/2022), mengutip dari BBC News.

Elon Musk
James Duncan Davidson

Elon Musk

CEO Tesla ini berujar jika seseorang mencuitkan sesuatu yang bersifat ilegal atau dapat merusak dunia, akan ada pemblokiran sementara atau unggahannya akan jadi nggak terlihat.

Founder Twitter, Jack Dorsey nampaknya juga sepakat tentang perihal ini. Elon Musk mengaku telah berbicara dengannya tentang pemblokiran akun pengguna atas dasar tweet ofensif.

“Dia (Jack) dan aku ada dalam pemikiran yang sama bahwa pemblokiran permanen harus menjadi kasus yang sangat amat langka dan ini hanya berlaku untuk akun-akun bot dan scam,” ujar Musk.

Baca Juga: Gandeng Sang Ibu di Met Gala, Elon Musk Bocorin Tujuan Beli Twitter

Rencana pembukaan gembok pemblokiran akun Donald Trump rupanya merupakan langkah awal dan bukti di bawah kepemimpnannya, Elon Musk akan membuat platform media sosial ini menjadi lebih bebas dan semakin berlandaskan kebebasan berbicara atau freedom of speech.

Namun juga terdapat tanggapan pesimis dan bersifat kontradiktif dari keputusan Elon Musk ingin ‘mengembalikan’ akun Donald Trump.

"Jika Musk khawatir bahwa banyak orang marah karena Trump dilarang, dia harus melihat berapa banyak lagi orang yang akan marah jika Trump nggak dilarang, Musk tampaknya hanya khawatir tentang pendapat sekelompok kecil individu yang menghasut kekerasan atau melanggengkan ujaran kebencian." kata Kirsten Martin, Profesor Etika Teknologi dari Notre Dame University.

Baca Juga: Elon Musk Beli Twitter, Personel Kiss: Mendingan Atasi Masalah Kelaparan Dunia!

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x