Sesampainya di desa binaan,HAIdisambut para ibu berpakaian khas Flores dengan tarian dan musik khas.
Penyambutan terus berlanjutberupa makan sirih, minum minuman khas, dan menghisap rokok khas setempat.
Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu yang datang ya. Kalau lo nggak bisa pun nggak masalah kok bro.
Keseruan proses menganyam baru dimulai saat para ibu di rumah khusus memperkenalkan diri satu persatu.
Mereka punya perannya masing-masing loh. Sebenarnya, nggak cuma cewek yang berperan dalam proses menganyam, ada cowok juga jauh sebelum pucuk daun lontar sebagai bahan dasar dianyam.
Memanjat belasan meter pohon lontar
Mula-mula nih, bahan dasar anyaman yakni pucuk daun lontar diambil oleh para cowok. Nggak terbatas usia, ada tua maupun anak muda.
Cuma emang nggak semua orang punya keahlian memanjat pohon lontar yang tingginya belasan sampai puluhan meter.
Uniknya, pohon lontar di Flores ini nggak ditanam dan panen khusus. Keberadaannya tersebar. MenurutHemiliana Nirong Tukan, salah satu kader Du'Anyam kalau mau ambil bahan baku anyaman, para cowok pergi dari satu desa ke desa lain.
Rata-rata tinggi pohon 10-15 meter bro dan dipanjat manual. Beberapa batang pohon udah diukir sebagai pijakan naik ke atas.