Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngeri, Ada Pengorbanan Nyawa dalam Permainan Nenek Moyang Sepak Bola

- Minggu, 22 Juli 2018 | 16:15
Permainan bola ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral dalam ritual keagamaan dan budaya perang di Mesoamerika.

Permainan bola ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral dalam ritual keagamaan dan budaya perang di Mesoamerika.

HAI-ONLINE.COM - Sepak bola mungkin adalah olahraga paling populer di dunia. Baik pertandingan lokal atau piala dunia seperti yang baru diselenggarakan di Rusia, olahraga tim ini sukses jadi magnet bagi ratusan jutaan orang. Tetapi, siapakah atau di manakah nenek moyang dari permainan yang menggabungkan lari, tendangan, dan kerja sama tim itu berasal? Menurut catatan arkeologi, orang China adalah yang pertama jadikan tendangan bola ke gawang sebagai olahraga di abad ke-3 SM, kemudian permainan ini dikenal secara global saat sepak bola dibentuk di Inggris pada abad ke-19. Namun, permainan bola yanng dilakukan dalam sebuah tim sebenarnya kali pertama dilakukan oleh orang Amerika sekitar 3.000 tahun lalu."Ide olahraga tim muncul di Mesoamerika," kata Mary Miller, seorang profesor sejarah seni di Universitas Yale yang mempelajari olahraga dilansir National Geographic, Minggu (15/7/2018).

Cek: Buaya Nggak Makan Manusia, Tapi Kenapa Mereka Suka Menyerang?Mesoamerika, wilayah sejarah yang terbentang dari Meksiko hingga Kosta Rika, memiliki perkembangan peradaban yang baik sebelum Columbus menemukan mereka. 3.000 tahun lalu, kawasan itu dihuni oleh suku bangsa Teotihuacanos, Aztec, dan Maya. Meski dihuni oleh suku bangsa berbeda, Mesoamerika memiliki permainan bola yang sangat populer. Jangan bayangkan bola yang mereka pakai sudah berupa bola karet seperti saat ini. Di masa lalu, mereka membuat bola dengan zat yang berasal dari resin pohon. Untuk ukuran bola, bobotnya sangat berat. "Mungkin inilah awal mula perkembangan bola karet yang terbentuk sejak ribuan tahun lalu. Bola yang mereka buat berongga dan beratnya lebih dari tujuh kilogram," terang Miller. Selain bentuk bola yang berbeda, aturan mainnya pun nggak sama dengan sekarang. Di masa lalu, sebuah tim harus menggerakkan bola dengan menggunakan bagian tubuh tertentu, raket, atau kelelawar. Nama permainannya pun beragam. Orang Aztec menyebutnya ullamaliztli, sementara orang Maya menyebut pok-ta-pok atau pitz. Catatan arkeolog menyebutkan, permainan bola ini dibuktikan dengan ditemukannya lapangan dengan susunan batu dan memiliki ruang untuk menampung banyak penonton.

Permainan bola suku Aztec

Selain catatan arkeologi, catatan sejarah juga telah membuktikan permainan bola di masa lalu. Salah satunya catatan yang dibuat Diego Durán, seorang pendeta Dominuka yang jadi saksi mata kehidupan Aztec sekitar tahun 1585. Dalam deskripsi Diego, permainan bola dilakukan oleh dua tim. Aturannya, pemain harus melambungkan bola yang berat tadi menggunakan pinggul atau pantat sampai ke garis tengah dan menabrak dinding lawan hanya dengan satu pantulan. Kalo seorang pemain berhasil memasukkan bola ke ring lawan, maka timnya otomatis menang. Di sini, pemain dilarang menggunakan tangan dan kaki. "Pemenang permainan akan dihormati karena telah mengalahkan banyak orang dan telah memenangkan pertempuran," tulis Diego Durán dalam catatannya. Mengingat bola di masa lalu sangat berat, nggak heran kalo catatan Diego mengungkap bahwa permainan ini sering membuat pemainnya cedera dan berisiko meninggal dunia. Terutama kalo bola mengenai bagian tubuh pemain.

Permainan bola dan pengorbanan nyawa Menariknya, permainan bola ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral dalam ritual keagamaan dan budaya perang di Mesoamerika. Raja-raja Aztec diketahui turut bermain bola sebagai pengganti perang. Raja manapun yang menang berhak berkuasa atau berdiplomatik. Dalam budaya suku Maya dan Veracruz, taruhannya lebih tinggi, yakni nyawa. Nggak jelas bagaimana spesifiknya, namun beberapa lapangan memiliki lukisan pemain berdarah. Pengorbanan nyawa dan olahraga berkaitan erat dengan mitos penciptaan suku Maya, di mana ada sepasang kembar bermain bola mengalahkan seseorang yang berkuasa di neraka. Setelah itu, si kembar berubah wujud jadi bulan dan matahari. "Suku maya menganggap sedang berhadapan dengan dewa setiap kali melakukan permainan bola. Ada elemen sentral dan konflik antara manusia dan dewa," ujar Miller. Miller mengatakan, meski ada bukti yang kalah dibunuh, namun beberapa arekolog abad ke-20 nggak percaya bahwa siapapun kecuali pemenang dapat terbunuh. "Mereka nggak percaya bahwa suku Maya melakukan pengorbanan manusia. Namun kita tahu itu semua omong kosong, dan begitu juga gagasan bahwa setiap pemenang akan dikorbankan," ujar Miller. Dalam mitologi Maya, tim yang kalah dari permainan bola akan dipenggal.Terlepas dari ritus mengerikan dari permainan bola di masa lalu, menurut Miller semangat di dalam permainan tim yang terus hidup adalah salah satu yang harus dibanggakan. Terlebih, jutaan pemain dan penonton telah terlibat dalam permainan bola, apapun jenisnya.

Berikut adalah gambaran permainan bola yang pernah ada di Mesoamerika dan ingin dihidupkan kembali oleh warga Hidalgo di Meksiko.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Piala Dunia 2018: Inilah Nenek Moyang Permainan Bola."

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x