HAI-Online.com - Nama Edwin mungkin masih cukup asing di telinga lo para pecinta film Indonesia. Karya doi yang mungkin familiar mungkin hanya Posesif dan yang terbaru adalah Aruna dan Lidahnya.
Wajar aja sih, nama Edwin emang lebih sering berseliweran di ranah film pendek dan film indie. Filmnya yang dipasarkan langsung secara komersial hanya dua judul tadi.
Tapi sob, jangan salah. Nama Edwin sempat masuk di dalam buku Take 100-The Future of Film: 100 New Directors (Phaidon, 2010) sebagai salah satu dari 100 sutradara paling menjanjikan saat ini.
Hal itu nggak salah sih, selain Posesif serta Aruna dan Lidahnya, Edwin lebih sering bikin film untuk ditampilkan di festival-festival film dunia. Berikut neberapa film Edwin yang udahHai kurasi, dan mesti banget lo tonton:
Kara, Anak Sebatang Pohon (2005)
Film pendek ini menceritakan tentang Kara, seorang gadis kecil yang tinggal di tempat terpencil. Ayahnya menghilang setelah seorang pria bernama Ronald membunuh ibunya. Kehidupan Kara yang tenang terganggu ketika seorang jurnalis datang, membuat Kara harus mencari Ronald dan bertanya padanya pertanyaan yang paling penting.
Film berdurasi 9 menit ini jadi film Indonesia pertama yang berhasil screening di Festival Film Cannes tahun 2005 pada malam Director's Fortnight. Selain Cannes, film ini juga masuk di beberapa festival film terkenal di dunia. Dibintangi sama Ladya Cheryl, Ela Gayo, dan Clairine Barrizky.
Babi Buta yang Ingin Terbang (2008)
Dalam film ini, isu yang diangkat bermacam-macam. Ada cerita tentang disorientasi identitas, nggak tahu siapa diri lo sebenarnya. Kegelisahan, kebimbangan, dan isu rasial minoritas, diceritakan dengan sedikit humor.
Seorang ayah yang pengen banget dapet green card, seorang mantan pebulu tangkis nasional yang ditinggal suaminya, seorang cowok yang dibully karena dikira Cina, dan seorang cewek yang percaya bahwa kembang api Cina bisa ngusir hantu.