HAI-ONLINE.COM - Nama Jonatan Christie atau yang kerap disapa Jojo melambung tinggi, nggak hanya karena dia berhasil meraih emas Asian Games 2018, tetapi juga karena aksi berulangnya membuka baju saat selebrasi.Menanjaknya popularitas Jojo senggaknya bisa dilihat dari kenaikan jumlah pengikutnya di Instagram. Jelang laga final bulu tangkis tunggal putra yang dimulai Selasa (28/08) siang, jumlah pengikut lelaki 20 tahun itu adalah 758 ribu orang.Namun, nggak sampai 10 jam kemudian, jumlah followersnya menyentuh angka 1,1 juta.Dan menariknya, banyak yang mengomentari Jojo karena fisiknya.Netizen Nurul Hasanah mencuit bahwa “kelopak mata anget” setelah melihat Jonatan bertelanjang dada.
Sementara pemilik akun @schleicheraa menulis bahwa Jojo telah membuatnya tersenyum-senyum hari ini, “makasih ya Jo sudah bikin aku cinta.”
Namun, fenomena menarik di lini massa terkait selebrasi Jojo adalah ramai digunakannya frasa “Rahim Anget”.Misalnya pengguna Twitter bernama Yan, yang di akunnya menuliskan bahwa melihat Jojo membuka baju membikin “jantung gue disko dan rahim anget. Gimana cara menanganinya?”Yuwi Handayani menggunakan akunnya @yuhanday menambahkan, “mana badannya nyender-able banget lagi. Gusti gakuat aku.”
Ramainya pembahasan soal tubuh Jojo yang berotot kering, cukup menarik, mengingat penelitian terkini memperlihatkan bahwa cewek sekarang lebih menyukai laki-laki yang memiliki 'dadbod' (bertubuh nggak terlalu gemuk, tetapi juga nggak berotot).Dalam penelitian yang dilakukan pusat kebugaran Planet Fitness terhadap 2.000 cewek di Amerika, sebanyak 69% di antaranya mengaku lebih menyukai lelaki yang bertubuh 'dadbod'. "Itu perlambang laki-laki nyaman dengan tubuhnya", aku sejumlah cewek.
BACA JUGA: 5 Tunggal Putra Indonesia Peraih Emas Asian Games Sebelum Jonatan Christie
Benarkah Seksis dan Melecehkan?
Ramainya cuitan dan tulisan terkait fisik Jojo, menimbulkan suara-suara penuh pertanyaan di media sosial. Apakah mengomentari badan si atlet adalah tindakah seksis atau bahkan melecehkan?Misalnya akun @rendyadiwilaga yang seperti tersadarkan, “ternyata objektifikasi bukan cuma milik kaum cowok terhadap cewek, cewek juga ga kalah brutal ya haha.”
Thalia bahkan merasa malu teman-teman ceweknya memuji Jojo “dengan kata-kata yang menjurus ke arah “sana”. Secara ga langsung kalian udah ngelakuin pelecehan,” tegasnya.Kepada VOA Indonesia, aktivis cewek Chika Noya menilai komentar banyak-netizen terkait fisik Jojo adalah tindakan yang “seksis, kita kurang menghargai Jojo sebagai atlet.”“Dia (Jojo) atlet. Skillnya dilatih bertahun-tahun. Harusnya skill-nya itu yang dilihat, bukan dia sebagai objek seksualitas. Dia bukan penari telanjang, bukan model yang berolah raga supaya tampak ideal, seperti yang dianggap ideal dalam lingkungan patriarki,” tutur Chika.Chika juga menambahkan, jika cewek menuntut keadilan agar nggak dinilai dan dikomentari dari fisiknya, hal yang sama juga harus diterapkan kepada laki-laki.Apa yang dikatakan Chika, senggaknya tergambar lewat komentar pemilik akun Facebook, Hubertus Cahyo Argo di bawah ini, yang telah di-share lebih dari 5.000 kali.Atau Willsen, yang di akun Twitternya bercerita, “Ada yang nulis "Rahim gw anget liat Jojo buka baju."... Andai cewek yang diomongin gini udah koar-koar pelecehan seksual blablabla sexual harrasment blablabla. Ciwik-ciwik memang lebih beringas.”
Menurut Chika, banyaknya cewek yang mencurahkan komentar mengenai badan Jojo “tanpa merasa melakukan pelecehan”, karena nilai-nilai patriarki (sistem sosial yang menempatkan lelaki sebagai pemegang kekuasaan utama) sudah dianggap wajar.
“Di lingkungan di mana kesetaraan nggak terjadi; jika cewek disiul, dicolek nggak dianggap salah, malah bisa dianggap kebanggaan karena dinilai cantik, sesuatu yang sebenarnya merendahkan tetapi karena terus-menerus dianggap biasa, jadilah hal yang wajar. Jadi, mereka (cewek) merasa biasa saja (melakukannya).”
Atau Aspirasi dan Kekaguman Belaka?Namun, nggak semua pihak sependapat dengan Chika.Misalnya Asprilla RD Admaja. Menggunakan akun Twitter-nya @filadmojo dia menulis, “fenomena “Rahim anget” sebagai aspirasi seksual, bukan pelecehan seksual. Dasarnya karena relasi kuasa. Netizen cewek nggak punya kuasa apapun terhadap Jojo, jadi nggak masuk pelecehan seksual.”
Pengamat Gender dan Seksualitas dari Universitas Indonesia, Irwan Hidayana, lewat sambungan telpon menuturkan kepada VOA Indonesia bahwa dia “belum melihat seksisme” dari komentar para warganet terkait Jojo.“Jangan-jangan bagi si Jojo (komentar-komentar) itu jadi kebanggaan dia sebagai laki-laki, punya tubuh maskulin yang (dianggap) ideal oleh konstruksi sosial-masyarakat ini,” cerita Irwan.Irwan bahkan melihat hal yang menarik dari fenomena Jojo ini, di mana cewek lebih terbuka mengekspresikan kekagumannya pada tubuh lelaki.Dalam wawancara usai salah satu laga Asian Games 2018 di salah satu stasiun TV resmi ajang itu, Indosiar, Jojo mengakui bahwa sorakan penonton saat dia membuka baju adalah semangat baginya.“Sebenarnya dari beberapa pertandingan sebelum Asian Games, ya mereka (penonton) juga berteriak saat saya buka baju. Gak tahu kenapa saat saya buka baju mereka berteriak, tetapi itu membuat motivasi saya lebih lagi,” kata Jojo.Dan bisa dilihat, senggaknya pada dua pertandingan, semifinal dan final tunggal putra badminton Asian Games 2018, Jojo langsung membuka bajunya setelah memastikan dirinya menang, diikuti tepuk tangan dan sorakan riuh penonton.Aktivis cewek Chika Noya, menganggap wajar Jojo merasa bangga.“Dia bukan cewek yang sudah diobjektifikasi dari lahir. Yang dicolek, disiulin. Dia nggak sadar jadi objek seksual, dia nggak sadar kalau sedang direndahkan.
Namun, di tengah berbagai argumentasi itu, satu hal yang perlu diingat adalah Jonatan ‘Jojo’ Christie adalah atlet membanggakan yang telah menyumbangkan emas bagi Indonesia.Seperti kata seorang netizen, Gita, lewat akun Twitternya @GitaNatalia, “Bingung gw haha kesel ama orang yang berlebihan banget komen soal jojo buka baju, rahim angetlah, apalah apalah. Sebel juga sama orang yang nanggepin berlebihan soal sexual harrasment, pelecehan seksual dsb. Chill. Sans deh.”
Artikel ini pertama kali tayang di VOA Indonesia dengan judul "Komentari Tubuh Jonatan ‘Jojo’ Christie, Kekaguman atau Pelecehan? "