Follow Us

Mereka Yang Jago Main Game MOBA Pasti Lebih Kritis Dalam Berpikir dan Siap Menghadapi Tantangan

HAI Internship - Senin, 30 Juli 2018 | 13:25
Keseruan Mini Competition Mobile Legends HAI
HAI

Keseruan Mini Competition Mobile Legends HAI

HAI-Online.com - Selama ini, kalian sadar nggak sih, sob, dengan adanya citra negatif yang melekat dalam diri para gamers? Seringkali para gamers dibilang pemalas atau antisosial karena kebanyakan duduk di depan gadget. Nggak jarang juga tuh dianggap punya tendensi jadi pelaku kekerasan karena kebanyakan main game yang punya banyak muatan kekerasan.

Citra negatif yang kayak gini yang agak nyebelin, sob. Karena ternyata menurut banyak penelitian di dunia, bermain game punya segudang manfaat khususnya buat psikologis seseorang.

Menurut artikel yang HAI kutip dari ron-sheese.wikidot.com, para pemain game online khususnya tipe MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) macam DotA (Defense of The Ancients) atau Mobile Legends, akan punya kemampuan kognitif dan berpikir kritis yang baik. Dengan bermain MOBA, para pemain akan bisa meningkatkan kemampuan kognitif mereka dengan terpaksa berpikir kritis di bawah tekanan tentang situasi yang sedang mereka hadapi.

Selain itu, para pemain juga bisa meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama antar individu saat harus mencapai satu tujuan. Terbiasa berkomunikasi dan bekerjasama di dunia maya, akan membuat para pemain membawa kemampuan tersebut dan menerapkannya di dunia nyata.

Manfaat psikologis dari bermain game berjenis MOBA ini sedikit banyak diamini oleh Petrus dan Reza. Petrus yang duduk di kelas 12 sekolah menengah atas di Jakarta ini sudah mulai rutin bermain game online sejak kecil. Salah satu manfaat yang paling dia rasakan adalah kemampuannya saat harus memecahkan masalah dengan cepat.

“Aku kan gabung di OSIS, dan pasti punya acara atau proker gitu. Kerasanya pas menjalankan acara atau proker itu lebih mudah memecahkan masalah. Jadi kalau plan A ternyata nggak jalan, aku nggak akan panik karena udah terbiasa nyiapin plan B,” ujar Petrus.

Selain terbiasa berpikir strategis, Petrus bilang kalau tingkat kefokusan dia jadi jauh lebih tinggi karena terbiasa fokus main game yang membutuhkan strategi tinggi. Karena terbiasa fokus saat menyerang lawan atau agar berusaha enggak kalah, Petrus bilang kalau di kelas pun sama. Dirinya merasa jauh lebih fokus memperhatikan guru dan nggak gampang bosan atau ngantuk.

Sementara Reza, siswa sekolah menengah atas di Bekasi, mengaku kalau dirinya suka banget main game jenis MOBA karena bisa melatih caranya berkomunikasi dan bekerja sama tim dengan baik.

“Dulu aku orangnya susah banget kerja sama tim. Jarang mau belajar kelompok atau apa gitu, karena emang lebih nyaman sendiri. Terus semenjak main DotA, dari situ harus main dalam tim. Awalnya susah satu visi, tapi lama-lama pas udah sinkron, jadi asik banget,” jelas Reza.

Game berjenis RPG juga punya manfaat yang segudang. Pertama, para pemain akan diberikan karakter yang bisa dirancang sesuka hati. Karakter-karakter ini akan merepresentasikan keinginan terpendam pemain yang sulit diwujudkan di dunia nyata. Dengan membuat karakter yang seperti ini, para pemain akan bisa belajar untuk merasakan pengalaman menjadi orang tersebut walaupun hanya virtual. Dan dengan begitu bisa punya empati terhadap orang lain.

“Kalo aku sih nggak terlalu merasakan perubahan dari segi empati diri sendiri kali ya. Tapi emang aku merasa puas dan senang ketika main game RPG kayak gini. Aku role playing, bikin diri sendiri jadi orang lain yang bisa dibilang aku mau banget jadi kayak gitu. Itu menghilangkan rasa penasaran aku sih,” jelas Fira, siswi kelas 12 sekolah menengah atas di Tangerang.

Halaman Selanjutnya

Simulasi Pengalaman
1 2

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest