Bisa dibilang blues yang digagas JBF terndengar fresh dan penuh gairah. Mereka dengan cerdas nyampurin unsur jazz, rock, dan pop di lagu-lagu mereka.
"Karena JBF ini juga nggak tiba-tiba blues. Broto lebih ke rock, Ompy lebih ke jazz, gue ke Blues, jadi ya kita satuin aja," cerita Fawdy.
Lebih spesifik Ompy juga nyeritain pencampuran berbagai unsur musik ke Blues juga termasuk upaya biar blues terasa lebih 'muda'.
"Kalo misalnya kita main bener-bener tradisional blues yang denger ya yang tua-tua lagi, dan bikin ngantuk. Makanya kita campur supaya blues ini terdengar lebih mudalah," tegas Ompy.
Soal musik blues di Indonesia yang bener-bener segmented, Jakarta Blues Factory nganggap kalo hal itu bukan masalah. Buat mereka, bermusik secara jujur jauh lebih penting daripada mentingin pangsa pasar.
"Kita pernah tour ke Jawa Tengah, ternyata banyak banget, kok, komunitas-komunitas blues yang dateng dan ngasih apresiasi. Yang denger juga anak-anak muda. Kalo kita bermusik secara jujur pasti ada kok (rezekinya)," pungkas Fawdy.
Lebih lanjut, Fawdy sang vokalis pengen banget band blues di Indonesia ini nantinya bisa makin banyak dan event-event musik blues juga punya tempat di hati masyarakat Indonesia.
"Kita pengen justru makin banyak band blues di Indonesia yang baru-baru. Justru bukan buat saingan. Jadi biar makin banyak event, makin banyak band, makin banyak tempat nongkrong dan temen main juga makin nambah," pungkas Fawdy.