HAI-ONLINE.COM - Sejak dua hari yang lalu heboh pemberitaan mengenai pelecehan lewat dunia maya atau cyber harassment yang dialami pedangdut tanah air yang sedang naik daun, Via Vallen. Via Vallen ini memposting screenshot pesan instagram yang ia terima pada Senin malam (4/6). Dalam pesan tersebut berbunyi “I want U sign for me in my bedroom, wearing sexy clothes” dengan tanda warna merah melingkari pesan tersebut.
Kemudian Via Vallen menambahkan tulisan di bawah pesan tersebut dalam bahasa Inggris pula, “Sebagai penyanyi, saya dipermalukan oleh pemain bola terkenal di negara saya sekarang.”“Saya bukan perempuan macam itu!!” kata penyanyi bernama asli Maulidia Octavia ini. Dia menulis bahwa dia nggak mengenal dan nggak pernah bertemu dengan pria tersebut.
Sayangnya, masih ada aja yang berkata kalo apa yang Via lakukan itu salah. Padahal, udah jelas-jelas ia adalah korban. Nah HAI mencoba memberi beberapa alasan kenapa hal yang dilakukan Via Vallen merupakan suatu tindakan yang tepat.
Cek: 5 Rekomendasi Smartphone Gaming Buat Kamu yang Suka Nge-game di Hape
1. Apa yang dialami Via Vallen sudah termasuk pelecehan seksual
Hal tersebut diamini oleh Sri Nurherwati, Komisioner Komnas Perempuan Indonesia. Sri menjelaskan bahwa yang dialami Via termasuk pelecehan seksual berbasis siber.
“Terkait medianya, ini termasuk cyber harassment, bentuk kekerasan seksual. Kalau dalam RUU penghapusan kekerasan seksual, masuk dalam pelecehan seksual non fisik,” kata Sri Nurherwati seperti yang HAI kutip dari BBC Indonesia pada 5 Juni 2018.
Jadi sudah sangat tepat ya sob apa yang dilakuin Via karena itu merupakan suatu bentuk pelecehan terhadap perempuan.
2. Walaupun mendapatkan pelecehan, Via tetap menjaga privasi sang pelaku
Walaupun santer diberitakan penyerang asing asal klub Ibukota Persija Jakarta, Marko Simic yang menjadi pelaku pelecehan tersebut, Via Vallen memilih untuk nggak menyebutkan siapa pelaku sesungguhnya dari pelecehan yang ia alami.
“Don’t be afraid bro. I will not telling people who u are,” tulis Via di Instagram Story pribadinya. Keren banget, Via.3. Tetep Berani Walaupun Pelakunya Orang Terpandang
Pelaku dari tindakan pelecehan sesksual yang dihadapin Via Vallen emang seorang bintang sepak bola. Tapi, bukan berarti orang terpandang harus kebal dari kesalahan kan? Siapapun pelakunya, korban perilaku pelecehan seksual harus berani untuk speak up supaya orang-orang pada tau bahwa tindakan ini bisa dilakukan dan diterima oleh siapa aja, tanpa mandang status.
4. Bikin Perempuan Lain Berani Untuk Speak Up dan Lebih Aware
Milih Instagram sebagai media buat mengekspresikan kekecewaannya emang bukan langkah yang gampang. Instagram, sosial media yang lagi booming saat ini dan penuh dengan netizen julid, nggak sedikit punya user-user yang pastinya kontra sama perbuatan Via Vallen sehingga perbuatannya dihakimi.
Tapi secara nggak langsung, tindakannya yang berani juga berhasil bikin cewek-cewek korban pelecehan seksual jadi lebih berani untukspeak updi muka umum dan meningkatkanawarenessdi masyarakat terhadap kasus-kasus semacam ini.
5. Via Vallen yang menjadi korban pelecehan malah mendoakan si pelaku agar menjadi orang yang lebih baik
Di dalam postingan Instagram story pribadi milik Via Vallen menampilkan percakapan diantara mereka dan Via menuliskan sebuah harapan untuk sang pelaku di bawah pesan “But why take screenshot,”, pesan tersebut tertulis dalam bahasa Inggris dengan font warna merah bertuliskan “I Hope U will be a better person next Time”.
Salut banget deh sama Via Vallen. Walaupun doi mendapatkan perlakuan nggak menyenangkan seperti itu dan ditambah dengan adanya komentar pedas dari warganet yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Via Vallen itu terkesan berlebihan atau lebay, namun ia tetap berharap bahwa sang pelaku bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik lagi.
Intinya, Via Vallen dan banyak korban pelecehan seksual lainnya butuh di dengar. Makanya, perbuatan melecehkan itu seharusnya dihentikan dan salah satu caranya adalah dengan berani speak up. Jadi, nggak ada salahnya kan buat ngehargain mereka-mereka yang udah berani speak up tentang persoalan ini?
Penulis: Nayla Erzani dan Duto Guntur