Simbol lingkaran kecil untuk nol diadopsi dunia secara luas sekarang. Masyarakat Arab mengenal nol sebagai sifr atau kosong. Angka nol tersebut digunakan Khowrizmi untuk menciptakan teori aljabar pada abad kesembilan. Ia pun menggagas algoritma.
Angka nol mulai merambah benua Eropa sejak abad ke 13 semenjak popularitas Leonardo da Pisa. Ia menelurkan teori Fibonacci yang kemudian membantu pedagang dalam menyusun pembukuan. Sayangnya, di tanah Eropa sempat muncul tentangan soal angka nol.
Angka yang dipopulerkan Khawrizmi dianggap sebagai angka setan. Penolakan juga datang dari pemerintah Italia yang begitu anti dengan numerik asal India-Arab ini.
Para pemimpin mencurigai arti kata sifr atau kosong dalam bahasa Arab. Mereka mengira nol sebagai kode yang membahayakan negara. Pelarangan membuat para pedagang mengendap-endap dan sembunyi-sembunyi menerapkan angka nol dalam perhitungan.
Penggunaan angka nol di Eropa baru diterima secara luas dan bebas pada tahun 1600-an. Ketika itu, Cartesian Rene Descartes mempresentasikan tentang sistem koordinat dan kalkulus. Hingga sekarang, angka nol begitu berharga bagi dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Nol yang Sempat Disangka Angka Setan dan Peran Ilmuwan Muslim",Penulis : Shela Kusumaningtyas