“Kita bilang ke pembaca, bahwa bacaan atau informasi yang ada di media sosial itu belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Beda dengan apa yang ada di buku yang sudah dicetak, karena sebelum melalui proses pencetakan, pasti sudah dibaca berulang dan melalui riset,” ujar Gunawan.
Ada sekitar 600 judul buku yang dikoleksi perpustakaan keliling ini dan ia membuka kesempatan pada setiap orang untuk menyumbang buku baru. Dana pengelolaan perpustakaan diambil dari uang pribadi Gunawan.
“Sekarang ini novel berjudul Dilan 1990 yang sangat popular, sampai-sampai saya belum datang saja sudah banyak yang giliran pesan untuk pinjam,” tambah Rakhmadi Gunawan.
Untuk mencukupinya, organisasi pemuda setempat memproduksi makanan yang diberi label donat donasi. Separuh keuntungan penjualan donat dipakai menghidupi perpustakaan.
Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.