Follow Us

3 Kisah Jatuh Bangun Band Indie Lokal, Perlu Disimak Biar Band Kamu Langgeng!

Alvin Bahar - Kamis, 15 Februari 2018 | 06:45
Burgerkill
Alvin Bahar

Burgerkill

Namun dalam kondisi duka ini, rencana untuk launching harus tetap berjalan, sehingga Yadi dari Motordead didapuk sebagai vokalis sementara untuk menggantikan peran almarhum Ivan. Pada momen ini pula, Abah benar-benar fokus kembali menjadi seorang rrummer, dan posisi bassist akhirnya pindah ke tangan Ramdan.

Untuk posisi vokalis pengganti Ivan, mereka sempat mengadakan audisi, dan akhirnya terpilihlah Vicky dari Heaven Fall, yang sampai sekarang masih bertindak sebagai vokalis Burgerkill.

Keputusan merekrut Vicky tepat. Meski tentunya Vicky nggak bisa sepenuhnya menggantikan sosok Scumbag, sosoknya diterima Begundal. Mereka terus hidup hingga sekarang, merilis album Venomous, bahkan meraih penghargaan Metal As F**k di Metal Hammer Golden Gods.

2. Pure Saturday

Pure Saturday
Kondisi scene independen Bandung kala 90an memang didominasi oleh musik-musik keras seperti metal dan grunge. Ketika muncul Pure Saturday, tentunya banyak yang heran. Namun siapa sangka, umur band ini jauh lebih panjang dari sejumlah kawan seangkatan, meski diterpa masalah tak henti-henti.

Kesuksesan Pure Saturday berawal dari meniru terobosan Pas Band. Langkah mereka dimulai dengan modal Rp. 1 juta plus pinjaman Rp. 500.000 dari Ambar, manajer Pas. Setelah menjualnya melalui sistem mail order, hasil kerja samanya dengan majalah Hai, Pure Saturday kemudian dilirik Ceepee Production yang bertindak sebagai distributor. Belakangan, Puppen menyusul pula lewat cara serupa. Single Kosong membuat Pure Saturday semakin dikenal oleh kalangan anak muda di Indonesia.

Musik mereka sederhana namun mudah ditangkap dan lirik yang mereka bawa mengusung tema sosial. Hal ini justru membawa angin segar bagi pecinta musik di tanah air.

Setelah asik berindie ria, PS menerima tawaran major label untuk album kedua. Album ini di beri nama Utopia dan dirilis di bawah bendera Aquarius Musikindo. Karena kesibukan dengan keluarga dan bisnis, Pure Saturday sempat menghilang dari dunia musik Indonesia. Sang vokalis, Suar, meninggalkan Pure Saturday pada tahun 2004.

Setelah pencarian panjang, akhirnya Satria "iyo", sang manajer band, mengisi posisi vokalis. Umur Iyo, sebagai vokalis, bersama band ini nggak panjang. Kurang lebih hanya dua tahun. Dan ia menggarap album terakhir Pure Saturday, Elora, sebagai album pertama sekaligus terakhirnya bersama dengan band ini.

Pada awal kemunculannya, Iyo memang menuai banyak cercaan. Karena sebenarnya, secara obyektif, ia nggak punya modal yang cukup secara skill untuk menjadi personil Pure Saturday. Ia nggak bisa bernyanyi dengan mantap dan ia nggak bisa bermain gitar. Ditambah lagi personanya yang lebih dulu dikenal sebagai pemain bas kelompok rock ugal-ugalan Teenage Death Star. Modalnya hanya cinta tulus akan band ini. Pure Saturday pada waktu itu sedang dilanda kebingungan mencari vokalis setelah vokalis lama, Suar Nasution, mengundurkan diri.

Itu tercermin dari beberapa pertunjukan awal Pure Saturday bersama Iyo. Beberapa set berakhir dengan kekecewaan. Karena Iyo nggak bisa menggantikan Suar Nasution dengan maksimal. Tapi, kontroversi pasti selalu menemukan akhir. Cinta orang akan Pure Saturday ternyata lebih besar. Tekanan pun berlalu begitu saja. Orang mulai menerima bahwa Pure Saturday yang hari ini memasukan Iyo di dalam, sebagai vokalis.

Tapi, semangat mereka belum padam. Iyo kembali ke Pure Saturday dan perlahan tapi pasti, sosoknya diterima penggemar. Rasa cinta Iyo terhadap Pure Saturday memang sangat besar, nggak ada yang bisa menghalanginya. Kolaborasi mereka berlanjut ke Grey yang dirilis pada 2012 silam.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest