Drama kedua, ditengah jalan yang semakin sepi, Qevin pun malah gundah gulana apakah benar jalan yang kita lalui bersama ini menuju Kowloon Peak? WHAT THE HE**!!! Setelah adu mulut lagi, cari info sana-sini, kita pun sepakat buat balik lagi ke tempat awal kami turun dari mini bus tadi. Balik ke start point gang Fe Ngo Shan. Hiks!
Sore pun kian nampak, Qevin menemukan pencerahan kalau sebenarnya jalan ke Kowloon Peak itu kearah kiri menuju jalan kecil dekat batu nisan Fe Ngo Shan. Akhirnya, kita mencari jalur ini, hingga bertemulah kami dengan sesosok kakek umur 50-an lebih asli Hong Kong lengkap dengan tongkat trekkingnya yang siap mendaki. Untung si kakek bisa bahasa inggris. Obrolan kami bertiga pun berujung pada dua pilihan untuk menuju Kowloon Peak. Pertama, harus trekking dengan trek yang cukup ekstrim di jalur yang hendak kakek lalui dan pilihan kedua yang nggak terlalu sulit bisa hiking di jalan semula tadi. Hiks! Walaupun, nanti tetep harus trekking juga, tapi treknya udah dibikinin sama warga lokal berupa jalan setapak bebatuan. Berhubung Qevin nenteng Dji Phantom 4, kita pun pilih ke jalur semula tadi dengan harapan lebih enteng naiknya.
Setalah hiking di jalanan aspal selama kurang lebih hampir sejam, akhirnya kita menemukan kode 328 di batu besar emperan jalan. Tandanya, kita harus banting stir ke kiri menuju jalanan lebih sempit yang dikelilingi hutan untuk memulai trekking. Drama ketiga pun terjadi, gue sendiri pesimis buat trekking. Maklum, selama di perjalanan kita selalu dihantui berita akhir tahun lalu kalau ada yang jatuh dan mati saat menuju Kowloon Peak. Insidennya nggak cuman sekali! Oya, tebing ini emang cukup ngeri menurut warga Hong Kong, makanya dinamai dan dikenal dengan Suicide Cliff (Tebing Kematian), dan puncaknya dinamakan Kowloon Peak. Berita yang bikin kami pesimis. Serem cuy!
Fiuhh! Akhirnya, trekking kami pun dimulai dengan santai tapi pasti. Treknya nggak sulit sih emang, tantangannya paling lo harus siap ngelewatin beberapa makam khas china di perjalanan. Kurang lebih setengah jam-an akhirnya sampai juga di puncak. Lega! Walaupun hawa super dingin makin merasuki tubuh gue dan kaki Qevin pun mulai keram. Lupakan! Saatnya siapkan kamera!
Malam pun tiba, dingin kian menjadi-jadi, kami pun bergegas pulang dengan mengandalkan senter hape sebagai penerang kegelapan. Oya, kalau naiknya tadi kita ke tolong mini bus untuk mencapai rute start (Fe Ngo Shan) dari kota, untuk rute pulangnya ini kami harus jalan kaki sampai statiun MTR Choi Hung (kota) selama kurang lebih dua jam-an dari puncak. Luar biasa! Benar-benar sebuah pengalaman traveling yang nggak biasa. Oya, cerita ini gue buat hanya untuk seneng-seneng aja dan penuh dengan unsur ketidaksengajaan. Siapa tahu, kalian penasaran dan tertarik menaklukan Kowloon Peak saat melancong ke Hong Kong? Ya lo bakal ngelihat Hong Kong dari puncak yang nggak biasanya sih. Harus nyobain sih, dijamin epic! Terima kasih. :)