HAI-Online.com - Siapa bilang kuliah cuma belajar di kelas aja? Ada kalanya ilmu yang dipelajari selama kuliah itu diterapkan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Nah, pengabdian tersebut bernama Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN. Program ini biasanya dilaksanakan pada semester 5 atau 6 di masa perkuliahan. Eits, kalian belum tau ya apa itu KKN?
KKN adalah program yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengabdi di suatu lingkungan dalam waktu sebulan penuh untuk menjalankan proyek yang udah dicanangkan dari kampus. Awamnya sih, sekelompok mahasiswa dari berbagai jurusan disatukan untuk menjalankan proyek tersebut. Dan, lokasi yang dipilih pun bukan kota-kota besar, melainkan desa-desa berkembang.
Tapi, kalau kalian pikir KKN itu membosankan, kayaknya kalian harus dengar dulu cerita dari Maudy dari Universitas Padjadjaran dan Muhammad Hafidz dari Universitas Negeri Solo ini. Dua mahasiswa ini udah merasakan langsung gimana asiknya KKN.
Mulai dari Maudy dulu. Cewek yang akrab disapa Momod ini baru aja menyelesaikan program KKN di Desa Babakan Jaya, Indramayu. Pada awalnya, cewek berdarah Minang ini juga berpikir kalau KKN itu nggak seru. Apalagi setelah ia membayangkan harus tinggal selama satu bulan bersama mahasiswa dari jurusan lain yang belum ia kenal.
“Kayaknya hampir semua mahasiswa berpikir kalau KKN itu garing banget, termasuk gue. Bakal awkard banget sebulan penuh di desa yang belum pernah kita sambangi dan harus tinggal bareng mahasiswa dari jurusan lain yang sama sekali nggak kita kenal,” aku Momod.
UDAH TAU BELUM?Apa Mata Pelajaran Sekolah Favorit Pelajar Zaman Now?
Tapi, setelah ia tiba di desa tersebut dan beradaptasi dengan teman-teman dan lingkungan baru, Momod perlahan mulai merasakan keseruan KKN. “Pas gue sampe desanya, ternyata nggak yang pelosok banget kok, warganya ramah menyambut mahasiswa KKN di desa mereka. Terus, sama mahasiswa lainnya pun gampang adaptasinya, jadi ilang resahnya dari awal gue tiba di desa Babakan Jaya,” paparnya.
Di desa tersebut, Momod dan mahasiswa Universitas Padjadjaran lainnya diberikan tugas dari kampus untuk menyelesaikan permasalahan penduduk sekitar yang notabene mata pencahariannya adalah petani. Jadi, Momod dan rekan-rekan seperjuangan KKNnya harus membantu masyarakat sekitar agar ladang para petani terbebas dari hama dan juga memaksimalkan hasil panen.
“Jadi, kita semua udah dibekali terlebih dahulu soal masalah yang terjadi di desa itu oleh Dosen Penanggungjawab. Setelah tau masalahnya, baru deh semua anggota KKN beserta dosen memikirkan apa yang harus dicanangkan di desa tersebut,” bocor mahasiswi jurusan Sastra Perancis ini.
Setelah semua rampung, baru seluruh mahasiswa, termasuk Momod, memberikan penyuluhan perihal cara membasmi hama serta cara membuat hasil panen lebih maksimal, tentunya dibantu oleh dosen yang ahli di bidang tersebut.
Lain Momod, lain pula Muhammad Hafidz. Mahasiswa jurusan desain grafis ini dikirim ke Nusa Tenggara Timur, tepatnya di desa Sembalun. Nah, kalau disini, cowok yang akrab disapa Jarwo ini juga lebih santai dalam menghadapi program KKN-nya sejak awal.
“Gue orangnya santai sih, jadi nggak yang gimana-gimana banget pas tau bakal dikirim ke desa, terus tinggal selama sebulan disana dengan mahasiswa dari jurusan lain. Dibawa enjoy aja,” ungkap Jarwo santai.