Follow Us

Kenapa Banyak Musisi yang Meninggal di Usia 27 Tahun? Ini Hasil Penelitiannya

Alvin Bahar - Rabu, 20 Desember 2017 | 04:30
Jonghyun SHINEE
Alvin Bahar

Jonghyun SHINEE

HAI-ONLINE.COM - Salah satu personel boyband SHINee, Jonghyun meninggal dunia diduga akibat bunuh diri. Ia ditemukan sudah nggak bernyawa di apartemennya pada Senin (18/12). Ia wafat dalam usia muda, 27 tahun.

Fenomena musisi yang mati muda, khususnya yang meninggal pada usia 27 memang menarik untuk ditelisik. Bahkan, Wikipedia memuat catatan bertajuk "Forever 27 Club". Sementara itu, ada pula yang membuat situs bernama "27 Curse" atau "Kutukan 27".

Soalnya, nggak cuma Jonghyun yang wafat di usia 27 tahun. Musisi rock lain seperti Kurt Cobain, Janis Joplin, Jimi Hendrix, Jim Morrison, Brian Jones, dan Robert Johnson juga wafat di usia yang sama.

Apakah memang kematian mengejutkan musisi terkenal pada usia 27 ini hanya sebuah kebetulan? Ataukah memang ada benar-benar sebuah kutukan?

Konsultan kesehatan jiwa yang juga asisten profesor pada Counselor Education di Florida Atlantic University, Stephanie Sarkis, mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena ini dalam www.huffingtonpost.com. Menurut dia, kasus ini dalam ilmu psikologi sosial dapat dijelaskan dalam teori atribusi kausal. Hal ini terjadi ketika atribusi seseorang atau kelompok dikaitkan dengan suatu penyebab tertentu.

Cek deh: Seberapa Berbahaya Asap Batu Bara yang Digunakan Jonghyun Shinee untuk Bunuh Diri?

Apa itu atribusi kausal?

Kurt Cobain
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak. Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution) dan atribusi pada orang lain.

Sarkis menjelaskan, ketika ada kasus kematian tragis seorang tokoh terkenal, masyarakat cenderung mencari alasan mengapa hal itu terjadi. Mereka akan mencoba memahaminya dan, ketika gagal, lalu akan mencari cara bagaimana agar alasannya masuk akal.

"Pada saat seorang musisi terkenal mati muda, kita mencoba untuk menemukan benang merah untuk memahami semuanya. Jadi munculah istilah 'Kutukan 27'," ungkap Sarkis.

Menurutnya, mencari alasan atau penyebab suatu peristiwa yang telah terjadi, seperti juga pada "Kutukan 27", merupakan bentuk dari perlindungan diri.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest