Dua puluh menit kemudian, Mahesa Juljahra Putra menjebol gawang Kabomania untuk kedua kalinya. Kedua gol itu tidak dapat dibalas sehingga prestasi Kabomania sebagai tim yang belum terkalahkan terhenti.
”Buperta sudah mempelajari gaya bermain mereka sehingga kami main bisa agak bertahan dan tidak terlalu frontal. Di situ kelemahan-kelemahan mereka sudah kami lihat, yaitu di bek sayap kanan dan kiri, lalu kami perkuat di situ,” kata Jumhari Saleh, Pelatih Buperta.
Persiapan yang buruk juga berdampak parah pada SSJ Kota Bogor. Mereka mengalami kekalahan terbesar pada musim ini, yaitu 0-10, dari ASIOP Apacinti.
”Latihan nggak pernah komplit, disiplinnya kurang. Materi pemain pun banyak anak-anak baru, kami bingung mau diotak-atik seperti apa,” kata Andri Sudrajat, Pelatih SSJ Kota Bogor
Tim SSJ Kota Bogor yang berada di dasar klasemen sangat kewalahan saat menghadapi ASIOP yang berada di posisi ketiga. ASIOP hanya memerlukan lima menit untuk membobol gawang SSJ Kota Bogor melalui sundulan Muhammad Uchida Sudirman.
Ketidaksiapan SSJ Kota Bogor terlihat saat kiper tidak mengantisipasi pengembalian bola fair play dari ASIOP sehingga menjadi gol kedua.
”Kami meminta maaf atas gol kedua dari bola fair play itu. Namun, kiper SSJ memang nggak waspada,” kata Yayat Supriyatna, Pelatih ASIOP.
Pada babak pertama, SSJ Kota Bogor harus merelakan gawangnya dirobek ASIOP sebanyak lima gol. Semua gol diakibatkan ketidakcermatan kiper dan lengahnya barisan lini pertahahanan.
”Kami akui di lini belakang sangat lemah sehingga pemain belakang hanya tersisa dua orang dan diacak-acak oleh pemain depan lawan,” kata Andri.
Kalah Besar
Ini yang paling nggak diharapkan. Dan terjadi di ASIOP. Pada babak kedua, lima gol kembali diborong oleh ASIOP. Muhammad Uchida Sudirman mencetak tiga gol pada laga itu.
”Kami nggak menganggap remeh SSJ Kota Bogor sehingga kami berlatih dengan porsi seperti biasa. Gol-gol dari umpan silang dan umpan terobosan merupakan hasil latihan kami selama ini,” kata Yayat Supriyatna.