Follow Us

Di Balik Kegalauannya, Putus Cinta Membawa Banyak Manfaat, lho.

Rizki Ramadan - Selasa, 31 Oktober 2017 | 10:30
Gue bahagia hidup sendirian kok
Rizki Ramadan

Gue bahagia hidup sendirian kok

Intinya setiap hubungan itu punya rasa takut terhadap sesuatu hal. Misal saat nembak aja, seringnya kita takut ada penolakan. Takut malu nantinya, apalagi kalo nembak di depan orang banyak.

Ketakutan seperti ini, kata Temple bikin pikiran bawah sadar kita selalu berusaha mencari pembuktian bahwa apa yang kita takutkan itu benar. Khawatir kejadian. Alhasil, kita pun menjalin hubungan dengan keyakinan pasangan kita sewaktu-waktu akan pergi. Itu nggak baik, guys!

Karenanya prasangka yang baik akan mendatangkan yang baik, prasangka yang buruk akan mendatangkan yang buruk juga. Kalo dari awal udah negbayangin sewaktu-waktu bakal putus, ya tinggal tunggu tanggalnya aja.

Makanya, jatuh cinta itu harus tanpa syarat, kalo udah yakin mau nembak, yang dipikirin adalah hal positif, “gue akan bersama dia selamanya,” “Gue akan cinta sama orang yang sama, yaitu dia” tunjuk orangnya.

Kalo masing-masing jujur sama diri sendiri, itu bakal bikin mereka siap secara emosional. Kamu udah jujur belum?

(BACA: 10 Tanda Kamu Mengalami Social Anxiety Disorder. Salah Satunya Sering Merasa Awkward Di Pergaulan)

Pacaran sama yang egois

Kalo selama ini yang bilang “sayang” ke kamu cuma satu orang. Hati-hati, cinta lo mungkin bertepuk sebelah tangan.

Kalo cuma satu orang yang perhatian, yang lainnya cuek, mungkin hubungan kalian bakal seumur jagungn alias nggak bertahan.

Kalo cuma menerima, nyaris nggak pernah memberi, maka hubungan yang seperti ini nggak seimbang. Pasalnya, cinta itu perlu tanggungjawab, men. Jangan selalu mengusahakan segala sesuatu sendirian, itu egois namanya,

Menurut Temple jenis hubungan ini cukup umum dilakukan. Alih-alih, cinta seratus persen misalnya, kamu sering ngasih banyak sama pacar. Memberi, memberi dna memberi tapi nggak menerima. Atau sebaliknya menerima tapi nggak balas memberi. Hubungan kalian pasti nggak akan nyaman. Harusnya ada peran dari kedua belah pihak, yang menerima dan memberi.

Tapi perlu diingat juga, memberi bukan berarti membuatnya ketergantungan, begitu pun sebaliknya menerima nggak membuat kita jadi tergantung padanya. Kita harus menakar kebutuhan masing-masing, kenyamanan dalam menerima serta kemampuan dalam memberi.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest