Hilarius Christian Event Raharjo (15), tewas dihajar oleh pelajar SMA lain dalam "duel gladiator." Kabar ini terungkap lagi setelah Maria Agnes, sang ibu, bercerita di akun Facebooknya, 12 September lalu.
Hilarius adalah Siswa SMA Budi Mulia. Saat kejadian, ia duduk di kelas X SMA Budi Mulia. Peristiwa yang menewaskannya terjadi pada 29 Januari 2016 di sebuah lapangan yang terletak di SMAN 7 Bogor. Saat itu, ada pertandingan final basket antara SMA Budi Mulia dengan SMA Mardi Yuana.
Vanansius, ayah korban, bercerita bahwa anaknya itu menjadi tumbal seniornya. "Anak saya waktu itu diajak untuk melihat pertandingn basket. Tapi ternyata, dia sudah disiapin oleh senior kakak kelasnya untuk bertarung dengan murid dari sekolah SMA Mardi Yuana," ucap Vanansius, kepada Kompas.com
Di kalangan pelajar cowok di Bogor dikenal istilah bom-boman, yaitu pertarungan mirip kayak gladiator yang dilakukan antara dua sekolah yang bertanding di kompetisi basket. Pertarungan yang dilakukan sebelum pertandingan itu melibatkan senior dan alumni dari kedua sekolah. Hilarius diutus kakak kelasnya untuk menjadi petarung yang mewakili sekolahnya.
"Kakak kelas ini dikoordinir sama alumni sekolah. Jegernya atau promotornya, ya alumni itu, yang mengelola kelas tiga. Mereka mencari anak-anak yang baru masuk untuk dipaksa berduel," kata Vanansius.
Celakanya, tradisi ini sudah lama dan tetap ada. Tradisi "bom-boman" antar kedua sekolah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebelum duel, mereka mencari lapangan yang sepi. Hanya segelintir orang saja yang tahu dan bisa menyaksikan duel itu.
"Acara (bom-boman, Red) ini emang sudah lama, tapi yang sampai tewas ya baru ini, anak saya. Setelah kejadian ini, baru pada tahu ternyata ada ajang seperti itu. Pihak sekolah dan guru juga tidak tahu awalnya," lanjut Vanansius.
Maria bercerita bahwa anaknya sempat udah menyerah dan mundur dari "arena". Namun, pinggangnya ditendang dan dipaksa untuk melanjutkan pertandingan.
Hilarius berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.
"Hila meninggal di TKP. Di lapangan SMU Negeri 7 Indrapasta Bogor. (Pukulan di kepala) atas suruhan promotor dari SMA Mardi Yuana. Dia bilang, 'pukul Hila yang belum KO'," ujar Maria.
Kini, kasus ini sedang diusut polisi. Mau tau fakta seputar perkembangan kasusnya? Cek di bawah ini!
1. Polisi Periksa 13 Saksi
Kepala Polsek Bogor Utara Komisaris Polisi Wawan Wahyudin mengaku, sudah mengantongi sejumlah nama yang diduga kuat terlibat dalam tewasnya Hilarius. "Kita sudah kantongi sejumlah nama. Lebih dari satu lah. Tapi belum kita tetapkan tersangka," ucap Wawan, Sabtu (16/9/2017).
Wawan menyebutkan, sejauh ini pihaknya sudah memeriksa sebanyak 13 saksi. Termasuk meminta keterangan dari pihak sekolah SMA Budi Mulia dan SMA Mardi Yuana.
Menurut dia, kasus tersebut sempat terhambat karena pihak keluarga korban tidak ingin jenazah anaknya diotopsi. Namun, setelah berkomunikasi, pihak keluarga korban siap untuk dilakukan otopsi.
"Orangtuanya sudah mau (diotopsi). Ya sudah. Dulu kan kendalanya itu," ucapnya.
2. Enam Alumni dan Siswa Jadi Tersangka
Polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka. Tersangka berinisial PR, T, BV, HK, MS, dan TB,
Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya mengatakan, saat ini polisi masih melakukan pengejaran terhadap para tersangka.
Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi memeriksa saksi-saksi. Polisi juga sudah mengetahui penyebab kematian korban berdasarkan hasil otopsi.
Enam orang itu merupakan alumni dan pelajar. Namun, pihak kepolisian enggan mengungkapkan lebih lanjut tentang identitas mereka.
3. Empat pelaku sudah tertangkap
Rest in peace, Hillarius. Semoga kasus ini bisa selesai seadil mungkin..... https://t.co/dSs9yVjucHPolisi memburu dua tersangka lain dalam kasus tewasnya Hilarius.— HAI (@HaiMagazine) September 17, 2017
Kedua tersangka adalah PR dan T yag berperan menunjuk dan menyuruh korban untuk berduel dalam tradisi "bom-boman". Sebelumnya, polisi telah mengamankan tiga orang tersangka lebih dulu di hari yang sama.
"Mereka (tersangka) ditangkap di beberapa tempat. BV ditangkap di Yogyakarta, HK dan TB ditangkap di Bogor, dan MS ditangkap di Bandung," papar Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya, di Mapolresta Bogor Kota, Kamis (21/9/2017).