Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

3 Fakta Dari Perkembangan Kasus Duel Gladiator yang Menewaskan Pelajar SMA

Alvin Bahar - Jumat, 22 September 2017 | 06:32
Maria Agnes memegang foto anaknya Hilarius Christian Event Raharjo (15), siswa kelas X SMA Budi Mulya yang tewas setelah dipaksa berduel dalam ajang bom-boman.(KOMPAS.com/ Ramdhan Triyadi Bempah )
Alvin Bahar

Maria Agnes memegang foto anaknya Hilarius Christian Event Raharjo (15), siswa kelas X SMA Budi Mulya yang tewas setelah dipaksa berduel dalam ajang bom-boman.(KOMPAS.com/ Ramdhan Triyadi Bempah )

Hilarius Christian Event Raharjo (15), tewas dihajar oleh pelajar SMA lain dalam "duel gladiator." Kabar ini terungkap lagi setelah Maria Agnes, sang ibu, bercerita di akun Facebooknya, 12 September lalu.

Hilarius adalah Siswa SMA Budi Mulia. Saat kejadian, ia duduk di kelas X SMA Budi Mulia. Peristiwa yang menewaskannya terjadi pada 29 Januari 2016 di sebuah lapangan yang terletak di SMAN 7 Bogor. Saat itu, ada pertandingan final basket antara SMA Budi Mulia dengan SMA Mardi Yuana.

Vanansius, ayah korban, bercerita bahwa anaknya itu menjadi tumbal seniornya. "Anak saya waktu itu diajak untuk melihat pertandingn basket. Tapi ternyata, dia sudah disiapin oleh senior kakak kelasnya untuk bertarung dengan murid dari sekolah SMA Mardi Yuana," ucap Vanansius, kepada Kompas.com

Di kalangan pelajar cowok di Bogor dikenal istilah bom-boman, yaitu pertarungan mirip kayak gladiator yang dilakukan antara dua sekolah yang bertanding di kompetisi basket. Pertarungan yang dilakukan sebelum pertandingan itu melibatkan senior dan alumni dari kedua sekolah. Hilarius diutus kakak kelasnya untuk menjadi petarung yang mewakili sekolahnya.

"Kakak kelas ini dikoordinir sama alumni sekolah. Jegernya atau promotornya, ya alumni itu, yang mengelola kelas tiga. Mereka mencari anak-anak yang baru masuk untuk dipaksa berduel," kata Vanansius.

Celakanya, tradisi ini sudah lama dan tetap ada. Tradisi "bom-boman" antar kedua sekolah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebelum duel, mereka mencari lapangan yang sepi. Hanya segelintir orang saja yang tahu dan bisa menyaksikan duel itu.

"Acara (bom-boman, Red) ini emang sudah lama, tapi yang sampai tewas ya baru ini, anak saya. Setelah kejadian ini, baru pada tahu ternyata ada ajang seperti itu. Pihak sekolah dan guru juga tidak tahu awalnya," lanjut Vanansius.

Maria bercerita bahwa anaknya sempat udah menyerah dan mundur dari "arena". Namun, pinggangnya ditendang dan dipaksa untuk melanjutkan pertandingan.

Hilarius berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.

"Hila meninggal di TKP. Di lapangan SMU Negeri 7 Indrapasta Bogor. (Pukulan di kepala) atas suruhan promotor dari SMA Mardi Yuana. Dia bilang, 'pukul Hila yang belum KO'," ujar Maria.

Kini, kasus ini sedang diusut polisi. Mau tau fakta seputar perkembangan kasusnya? Cek di bawah ini!

1. Polisi Periksa 13 Saksi

Source : Hai Online

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x