“Saya kini lebih punya banyak uang, dan lebih punya keinginan untuk menang dibanding sebelumnya,” ujar Mourinho.
Kisah Mourinho tersebut nampak mirip dengan yang dialami Ahok. Titik awal karir politik Ahok ialah saat ia menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Sebagai warga asli sana, tentu semua akan terasa lebih mudah jika Ahok tetap bertahan. Namun, Ahok justru hijrah dan mulai menghadapi sejumlah tantangan dengan pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Tantangan terberatnya, belum pernah ada gubernur menang independen.Nasib saya pun di ujung tanduk nih. Kalau partai marah, artinya partai enggak mencalonkan saya dan saya pertaruhkan ini semua,” ujar Ahok.
Berpegang Teguh Pada Prinsipnya
Mourinho sering dikritik karena strategi bertahannya yang cenderung membosankan dan merusak keindahan sepakbola. Namun, lihatlah apa yang dihasilkan Mourinho, Porto diluar dugaan menjuarai Liga Champions, Chelsea disulapnya jadi tim raksasa, dan Inter Milan sukses meraih treble winners.
“Anda membuat pertanyaan dan Anda harus membuat keputusan, ketika tim saya memainkan sepakbola pragmatis dan memenangkan pertandingan serta gelar dan Anda mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar dan tidak baik,” ujar Mourinho
Begitupun dengan Ahok, ia sering dikritik banyak pihak atas kebijakannya menggusur kawasan kalijodo. Menurut Ahok, kawasan kalijodo seharusnya dijadikan lahan hijau. Dan, buktinya, sekarang kawasan kalijodo udah berubah jadi taman kota.
“Saya sebetulnya kalimatnya bukan penggusuran. Kalau penggusuran itu kalau aset kamu saya gusur. Ini bukan penggusuran, ini penertiban. Kalau gusur itu punya kamu, namanya gusur. Ini kan punyanya kami, kamu dudukin. Ya kami tertibin,” ujar Ahok.
Ucapan yang kontroversial
Sebagai pelatih, Mourinho seringkali mengucapkan hal-hal yang mengundang kontroversi. Dalam sesi wawancara, ia kerap menyalahkan pihak wasit atas kekalahan tim yang diasuhnya.
“Ketika saya melihat Rijkaard memasuki ruang ganti wasit, saya tidak bisa mempercayainya. Ketika Didier Drogba mendapat kartu merah, saya kemudian tidak terkejut. Sejarah kepelatihan saya tidak bisa dibandingkan dengan sejarah Frank Rijkaard. Dia belum pernah meraih trofi, sedangkan saya punya banyak trofi.”
Begitupun dengan Ahok, kata-kata yang keluar dari mulutnya dianggap banyak pihak terlalu keras. Ini tentu kontroversial, mengingat Ahok adalah pejabat publik, tapi gayanya justru blak-blakan banget.