FIFA memang melarang keras campur tangan politik ke dalam dunia si kulit bundar. Namun, bagaimana bila sedikit membandingkan antara sosok pelatih sepakbola dan politisi? Jose Mourinho dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, mungkin jadi dua subjek yang paling tepat untuk dibahas.
Ya, meskipun terjun dalam profesi yang berbeda, keduanya ternyata nampak memiliki beberapa kemiripan. Bukan soal fisik, tapi lebih kepada sikap dan kepribadiannya.
Nah, mau tau kan, apa saja sih kemiripan yang dimaksud? Daripada makin penasaran, yuk simak ulasan berikut ini.
Pembelah Opini Publik
Sebagai sosok yang terkenal, wajar bila Mourinho dan Ahok seringkali masuk ke dalam berbagai pemberitaan. Ucapan dan sikap keduanya, bahkan juga kerap mendapat respon yang berbeda dari publik.
Buktinya? Lihatlah, orang-orang yang membenci sikap kontroversial Mourinho tentu akan semakin berlawanan. Dan, bagi penyukanya, jelas akan terus mendukung Mourinho.
“Tolong jangan bilang saya arogan, tapi saya juara Eropa, dan saya pikir saya yang spesial,” ujar Mourinho.
Dan, hal ini pun ternyata juga sama persis dengan yang dialami Ahok. Apalagi, ini semakin ketara saat Ahok dikaitkan dengan kasus isu penistaan agama. Bagi yang merasa Ahok nggak salah ya akan tetap mendukungnya. Tapi, bagi yang menganggap ucapan Ahok sangat keterlaluan, pasti akan berlawanan dengannya.
“Saya tidak berniat melecehkan ayat suci Alquran, tetapi saya tidak suka mempolitisasi ayat-ayat suci, baik itu Alquran, Alkitab, maupun kitab lainnya,” ujar Ahok.
Penyuka Tantangan
Nah, awal menangani The Blues, Mourinho pernah berucap, sebenarnya semua akan lebih mudah bila ia tetap bertahan bersama Porto. Tapi, Mourinho justru dengan berani menghadapi tantangan, sebab saat itu Chelsea belum sehebat sekarang.