Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ini Dia Diet Paling Ekstrem Sepanjang Sejarah, Nggak Makan Hingga 382 Hari!

Dimas Yulian - Rabu, 08 Maret 2017 | 11:00
Angus Barbieri
Dimas Yulian

Angus Barbieri

Seiring berjalannya waktu, saat ini ada banyak metode yang dikembangkan buat seseorang yang ingin nurunin berat badan. Mulai dari diet golongan darah, OCD, hingga diet mediterania. Rata-rata diet-diet ini juga aman dan nggak berisiko buat kesehatan. Tapi beberapa dekade lalu, ada seseorang yang sampe sekarang dikenal punya metode diet paling ekstrem sepanjang sejarah!

Adalah Angus Barbieri, seorang warga negara Skotlandia yang ngelakuin diet nekat itu. Semua bermula ketika Barbieri datang ke bagian kedokteran di Royal Infirmary of Dundee, Skotlandia, pada tahun 1965. Saat itu Barbieri mengutarakan maksudnya buat mengatasi obesitas akut yang dideritanya. Ketika itu, berat Barbieri emang bisa dibilang sanget ekstrem, yakni di angka 207 Kg.

Kliping koran Chicago Tribune
Dokter yang menanganinya ngasih saran ke Barbieri buat berpuasa makanan padat buat beberapa saat. Saking semangatnya buat berdiet, Berbieri justru ngelanjutin puasa makanan padatnya selama lebih dari setahun, atau tepatnya 382 hari!

Karena nggak mengkonsumsi makanan padat dalam bentuk apapun, praktis Barbieri nyaris nggak makan apapun. Ia nggak makan karbohidrat seperti nasi dan roti, bahkan sayur dan buah pun juga nggak. Barbieri cuma minum air putih, teh, dan kopi aja. Hanya pada masa-masa akhir dietnya ia mulai sering nyampurin gula dan susu pada tehnya.

Dengan metode seekstrem ini, Barbieri harus terus menerus ngecek kondisi kesehatannya. Ia bahkan harus berhenti dari pekerjaannya hanya agar berat badannya kembali ideal. Sesekali, Barbieri bahkan harus terpaksa nginep di rumah sakit dan mengkonsumsi suplemen potassium dan sodium.

Angus Barbieri sesudah diet
Diet ekstrem Barbieri ini akhirnya berakhir pada 11 Juli 1966. Ketika mengakhiri dietnya, Barbieri kemudian makan roti, telur rebus, dan secangkir kopi hitam. Berat badannya yang sebelumnya mencapai 207 Kg sekarang turun jadi 82 Kg! Gara-gara dietnya yang ekstrem ini, Barbieri bahkan ngerasa hampir lupa rasanya makan.

“Saya menikmati sarapan saya, meskipun masih ngerasa kenyang,” kata Barbieri dalam sebuah laporan yang diterbitkan di Chicago Tribune seperti dikutip dari Scienece Alert.

Karena metode dietnya yang ekstrem ini, Barbieri bahkan tercatat dalam Guinnes Book of Records pada tahun 1971 sebagai manusia terlama yang mampu bertahan hidup tanpa makanan padat. Selama ngejalanin metode dietnya ini, Barbieri juga jadi obyek studi Universitas Dundee, Skotlandia.

Udah Nggak Relevan

Para akademisi ini tertarik buat neliti efek puasa jangka panjang terhadap berat badan sekaligus kesehatan. Hasil penelitian ini juga ngungkap fakta kalo metode yang dilakukan Barbieri harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Hasil studi ini kemudian dipublikasikan oleh dokter yang menangani Barbieri di Postgraduate Medical Journal pada tahun 1973.

Ketika itu, pada tahun 1960-an emang banyak dokter yang nyaranin puasa jangka panjang bagi yang ngalamin obesitas, Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1964 bahkan pernah bilang kalo puasa jangka panjang bisa jadi cara efektif buat ngatasin obesitas. Ketika itu puasa jangka panjang paling nggak dilakuin selama 117 hari.

Akan tetapi, saat ini udah nggak ada lagi dokter yang nyaranin metode diet seperti ini. Pendapat bahwa puasa jangka panjang efektif buat nurunin berat badan dianggap udah nggak relevan. Soalnya sejumlah studi lanjutan banyak yang ngungkap kalo pembakaran otot dan lemak dalam jumlah besar bisa bikin perubahan fisik yang drastis dan berpotensi memicu serangan jantung. Nah lho jangan dicoba ya!

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x