“Wah, mau nanya-nanya keseharianku? Keseharianku, mah, tidur aja, haha.” seloroh sang CEO Bahaso, sebuah perusahaan aplikasi media sosial untuk belajar bahasa asing di awal perjumpaannya dengan HAI, beberapa bulan lalu.
Namanya Tyovan Ari Widagdo. Cowok berusia 27 tahun ini asalnya dari Wonosobo, Jawa Tengah. Pembawaannya ramah, apalagi ketika kami ajak ngobrol panjang di kantornya. Saat itu, satu per satu cerita pengalaman hidup Tyovan mengalir keluar dari bibirnya sampai bikin kami tercengang, bahkan sampai nggak kerasa udah dua jam kami duduk berbincang. Mulai dari pengalamannya sebagai hacker, sampai kisahnya sekarang sebagai pimpinan perusahaan.
Disadarkan Guru Seni
Kecintaan Tyovan pada teknologi diawali dari hobi kanak-kanaknya bermain dingdong dan PlayStation. Memasuki usia remaja, untuk pertama kalinya Tyovan diajakin sama seorang temannya buat main ke salah satu warnet (warung internet, RED) di Wonosobo. Berawal dari situlah, Tyovan akhirnya mulai kenal dan lengket sama apa yang namanya internet.
Sayangnya, Tyovan nggak bisa leluasa menghabiskan waktunya di depan layar. Wajar, karena waktu itu, Tyovan nggak cukup beruntung untuk bisa punya komputer sendiri di kamar, sehingga ia terpaksa harus mengandalkan warnet, atau lab komputer di sekolah. Padahal keinginan Tyovan menggali ilmu komputer itu luar biasa besar. Terlebih setelah ia menangkap betul, omongan salah satu gurunya.
“Aku satu kali inget banget perkataan guru SMP-ku, guru seni. Namanya pak Sri. Dia bilang, ‘eh kalian, kalau kalian belajar komputer, jangan cuma belajar Ms. Word sama Ms. Excel aja. Apalagi kalian yang punya komputer di rumah, jangan cuma belajar nge-game tok. Coba kalian bikin aplikasi, software, nah software itu bisa kalian jual.” curhat cowok yang kemudian tekun belajar IT secara otodidak ini.
Hacking Dulu, Bro…
Alih-alih bikin bisnis software, ia malah bandel nyari tau trik buat nge-hack. Paling sering, ia nge-hack server warnet buat reset billing, biar tagihannya nggak bikin ‘kantong sobek’. Duh!
“Iya aku tuh dulu nakal. Saya suka nge-hack ini itu, eh tapi akhirnya bosen. Pernah bikin virus, pernah ngebobol sana sini. Pernah nge-hack (situs) SMA N 78 Jakarta juga, terus besoknya dipanggil kepala sekolah. Terus ngebobol buat beli kamera juga pernah. Haha.” ungkap lulusan SMA N 1 Wonosobo ini cengegesan.
Sekali waktu, Tyovan berpikir kalau apa yang ia lakukan itu nggak ada manfaatnya. “Okelah jadi punya apa-apa (karena nge-hack), tapi kan bukan itu tujuannya. Akhirnya pengen bikin sesuatu yang membangun.” repet laki-laki yang pernah berkesempatan belajar IT (Teknologi Informasi, RED) di Sillicon Valley ini.
Niat timbul, ide pun muncul. Kebetulan, waktu itu ia menjumpai permasalahan soal kelengkapan informasi kabupaten Wonosobo yang masih minim banget di internet. “Ini, saya langsung melihatnya sebagai problem. Kalau orang-orang mau liburan terbiasa mengakses internet dulu, kalau Wonosobo nggak ada informasinya sama sekali gimana orang mau tau. Pariwisatanya pasti meningkat, kalau ada medianya.” imbuh Tyovan.
Lanjut dari situ, Tyovan langsung tergerak bikin situs yang menyediakan informasi lengkap soal Wonosobo. Situs ini jugalah yang kemudian menjadi jalan bagi Tyovan hingga dikenal sebagai sang ahli IT di tanah kelahirannya.