Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Seru! Ini Cerita Zidny dan Nita, Dua Sejoli Produktif Penggagas Production House “Uncle Head”

- Rabu, 08 Februari 2017 | 03:00
Cerita Zidny dan Nita, Dua Sejoli Produktif Penggagas Production House “Uncle Head”
Hai Online

Cerita Zidny dan Nita, Dua Sejoli Produktif Penggagas Production House “Uncle Head”

“Gue juga suka cara berpikirnya Nita, cara dia nyelesaiin masalah, cara dia komunikasiin ke orang. Sesuatu yang nggak ada di diri gue, tapi ada di dia dan buat kita jadi lengkap,”

Hadoh, sa ae lo, Duy!

Film “Murni”

Berangkat dari tugas kuliah yang mewajibkan Ziduy bikin film lewat kelompok Uncle Head, maka nggak heran kalau the very first project dari Uncle Head adalah sebuah film. Judulnya, sama yang kayak udah disebut tadi: Decide, di tahun 2011.

Pembuatan proyek pertama ini pun punya ceritanya sendiri. Mulai dari kisah Ziduy yang belum bisa megang alat apa-apa, melainkan cuma bermodalkan teori waktu kuliah, ditambah kendala soal lokasi yang mau nggak mau harus ganti dari kesepakatan semula, bikin proyek ini jadi proyek yang kecut, tapi berbuah manis.

“Pas hari H, lokasi syuting tiba-tiba nggak bisa dipake, padahal semua udah siap dan deadline juga udah mepet. Akhirnya lokasi kita ubah, dan cerita juga kita ubah saat itu juga. Alhamdulillah selesai, dan jadi salah satu film yang paling banyak gue tonton saking senengnya. Dari sini, gue makin semangat buat bikin film,” jelas cowok yang beberapa kali pernah menjadi bintang tamu di acara-acara pemutaran film ini.

Uncle Head waktu lagi produksi film Kosan Magnet Foto by: dokumentasi Uncle Head
Setelah Decide dan tugas-tugas lain dirampungkan untuk kuliah, Uncle Head pun mulai jalan dengan produksi 2 film pendek dalam setahun –yang menjadi proyek rutin alias reguler. Targetnya, untuk di-submit ke festival dan pemutaran-pemutaran alternatif, walaupun Uncle Head pun lagi ngerancang buat masuk ke ranah mainstream, kayak bioskop dan YouTube, serta rilisan fisik.

“Di selingan, kalo ada panggilan yang cocok, kita garap company profile, dokumentasi, atau video klip. Ya, selama masih produk audiovisual, pasti bakal kita garap. Cuma fokus utamanya emang di film. Beberapa kali juga di 2015 kita coba-coba bikin screening film di beberapa tempat di Tangerang buat penyaluran lain di film. Karena film kan, nggak cuma produksi aja, tapi eksibisi, distribusi, dan di literasi juga. Terakhir ini, kita lagi garap profil buat RSUD Kota Tangerang,” jelas Ziduy.

Dipaparkan lebih lanjut sama Nita, dari segi budgeting, kadang-kadang proyek yang dibikin sama Uncle Head punya anggaran yang beragam. Kalo di film pendek, mereka bisa aja jalan dengan budget 10 – 40 juta, tergantung kebutuhan filmnya. Kalo buat proyek di luar film, kayak company profile, TVC, dan lainnya, biasanya mereka bakal liat dulu kliennya bisa menganggarkan berapa. Standarnya, bisa 40 – 100 juta untuk produksi, tergantung skalanya. Soalnya, bakalan ngaruh ke alat-alat yang dipakai, dan kebutuhan ide yang mau direalisasiin.

Kalo untuk proyek di luar film, mereka pasti mencari profit, kalo di film, mereka bakal lebih mengedepankan karyanya. Jadi, siapapun yang mau mendukung proyek film Uncle Head, mereka nggak boleh ngeganggu sisi kreatifnya. Intinya, film yang dibikin tetep harus “murni” dan nggak ada campur tangan orang lain yang berpotensi mengganggu konsep awal yang udah dirancang sama Ziduy.

Segenap kru film Fantastic Nite Foto by: dokumentasi Uncle Head
“Kebetulan si Ziduy orangnya sangat berkonsep dan strict. Dia jagain banget kreatifnya, dan nggak mau banget filmnya diotak-atik sama kepentingan yang nggak make sense gitu. Cuma di film pun, kita sebisa mungkin cari profit, sih. Walaupun yang lebih penting adalah hasil karyanya,” sambung Nita.

Bicara soal profit, pasti kita bakalan nanya, profit dari Uncle Head udah bisa jadi tumpuan hidup buat Ziduy dan Nita belom, sih?

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x