Untuk menangani masalahnya itu, Carl Jung melakukan analisis diri. Dalam kesunyian, ia melamun dengan penuh kesadaran dan melakukan apa yang ia sebut “active imagination”. Ia menjelajahi memori, mimpi dan reaksi emosinya lalu mencatatnya. Setelahnya ia percaya bahwa analisis diri sangat bermanfaat, termasuk untuk di klinik
Itulah mengapa Maitland juga mengusulkan kita untuk melakukan eksplorasi lamunan (explore reverie) untuk membiasakan diri menyendiri. Melamun adalah cara baik untuk menyelami diri, mengait-kaikan memori dan pengetahuan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi. Melakukanfree writingatau menulis bebas tanpa terikat kepentingan apapun bisa menjadi medium untuk membantunya.
Terakhir, Sara juga mengusulkan untuk kita menghargai perbedaan. Ini penting, karena percuma dong kalau kita mengusung-usung eksistensi diri, tapi menganggap diri kita satu-satunya orang yang bisa melakukannya. Menghargai perbedaan adalah menyadari bahwa tiap individu juga punya daya untuk eksis sebagai dirinya sendiri. Kita—aku, kamu, dan dia—koeksis. Kita bisa sendiri-bersama.
Kesendirian bukan sesuatu yang perlu diluhurkan sebagai perlawanan terhadap masyarakat kita yang terlalu menegasikannya. Kesendirian hanya perlu dibiasakan, sebagaimana kita bisa membiasakan kebersamaan.