Sendiri Nggak Menyedihkan, kok!
Dalam masyarakat kita ini, kata ‘sendiri’, sepaket dengan ‘kesendirian’, itu cenderung negatif konotasinya. Sara Maitland dalam bukunya How To Be Alone mengamini. Menurutnya, ada masalah kultural di masyarakat kita dalam memandang kesendirian. Kesendirian itu, kata Sara, “sad, mad, bad.”
Barangkali ada dari kalian yang menganggap bahwa apa yang dilakukan Nabila, dan Natasha itu perlu diberi salut, tapi HAI yakin, banyak juga yang menganggap bahwa mereka, dan para penyuka ngapa-ngapain sendiri lainnya, itu mengherankan.
Nggak jarang juga, kita yang terbiasa asik sendiri, pun mendapat julukan baru. “Si freak”, “si nerd”, “si jones” alias jomlo ngenes, atau bahkan, yang bahkan maknanya berseberangan, “si autis”. Duh.
Di era aku pacaran maka aku ada ini, penghakiman terhadap kesendirian pun nggak dilakukan satu dua orang, melainkan secara masif, (seolah) terstruktur, dan terencana. Lewat sebaran posting dari akun-akun di LINE, dan meme misalnya, mereka yang sendiri dirayakan sekaligus diserang.
Situasi ini paradoks. Menurut Maitland, bagaimana bisa kita sudah hidup di era yang menghargai kebebasan personal, hak asasi manusia, dan individualisme, tapi kita tetap menyimpan ketakutan dengan kesendirian. Kita melihat kepercayaan diri sebagai keharusan, tapi kita kerap heran dengan orang yang percaya kalau menjadi dirinya sendiri seutuhnya,betapapun eksentriknya
“We think we are unique, special and deserving of happiness, but we are terrified of being alone.Mengapa Kita Perlu Membiasakan Kesendirian?We declare that personal freedom and autonomy is both a right and good, but we think anyone who exercise that freedom autonomously is sad, mad, or bad. Or all three at once.” Buku How to Be Alone. hal. 16
Alasan utamanya, sih, simpel. Kita perlu membiasakannya karena kita bisa. Ketika kita punya hobi motret, dan ngerasa bakal seru kalau hunting foto ke Ragunan, misalnya, ya jalan saja sendiri. Tanpa perlu menunggu ada temen yang ngajak, atau nunggu ada gelaran Instameet dulu, kan sebenernya?
Dan kita nggak akan benar-benar sendiri selama di sana. Kita bisa kenalan sama pengunjung lain atau ngobrol panjang lebar sama petugas setempat. Pergi sendiri nggak menjamin kita akan merasa sendirian, kok.