Di gerakan Bli Dethu, departemen pop itu bertugas untuk membuat gerakan bisa membumi dan diikuti orang banyak. Caranya, dengan merangkul publik figur, seperti band dan seniman. “Dengan pendekatan populer anak muda jadi tertarik. Ketika suka sama suatu band, kan, kita jadi pengen jadi bagian dari (gerakan) mereka juga.” Di lingkup sekolah, lo bisa ngajak teman lo yang cakep, teman lo baik, atau temen yang jago lawak untuk ngerangkul massa.
4. Matang Ketika Turun Ke Jalan.
Beres urusan organisasi, dan sudah mengimpun massa yang banyak, saatnya kalian turun ke jalan dan mulai menyuarakan pendapat.
“Turun ke jalan itu nggak semata-mata demonstrasi bentuknya. Kita bisa pergi ke sekolah-sekolah, mengunjungi masyarakat untuk menyebarluaskan informasi yang benar versi kita atau dalam bentuk diskusi. Turun ke jalan itu perlu untuk menunjukkan gerakan dan tekanan. Dengan tertekan, pihak yang kita tentang nggak bisa maju,”
5. Cermat Menghadapi Kritik.
Bukan nggak mungkin kritik mampir ke kuping kalian setelah melakukan gerakan. Tapi jangan melawan kritik dengan emosi seperti yang diingatkan oleh Bli Dethu.
“(Kritik) Jangan langsung ditanggapi. Dibicarakan dulu dengan pihak internal. Dan di situlah pentingnya departmen hukum,” katanya.
Di lingkup sekolah, penting banget tuh untuk ajak teman-teman kamu yang jago debat dan wawasannya luas gabung.
6. Riset Keberhasilan Gerakan
Selesai turun ke jalan, bukan berarti gerakan kalian berhasil begitu saja. Bli Dethu mengingatkan bahwa kita perlu memiliki indikator yang bisa mengukur keberhasilan gerakan.
“Kita perlu tahu gerakan kita sukses atau nggak. Terserah cara mengukurnya gimana, bisa lewat hitungan jumlah orang yang ikut beraksi. Dengan riset, kita bisa tahu juga apa yang perlu dikurangi dan apa yang perlu ditambah.”