HAI tau banget, kalau sekarang ini, lo, sebagai warga sekolah lagi dihadapi banyak banget sama kebijakan baru dari pemerintah. Mulai dari kurikulum, jam sekolah yang ditambah, kebijakan rotasi guru yang membuat guru favorit lo dipindahkan, sampai soal tuduhan cara pencarian dana Pensi sebagai pungutan liar.
Perubahan sistem itu memang ada juga yang menguntungkan, tapi, ada juga kan, yang dirasa merugikan. Nah, menghadapi perubahan nggak diharapkan itulah, lo, sebagai anak muda, nggak boleh tinggal diam dan nerimo begitu aja. Lakukanlah pergerakan, suarakan pendapat lo, dan perjuangkan hak lo.
Nggak gampang memang, tapi bukan berarti nggak bisa dicoba. Hai ngerti banget, lo butuh tuntunan. Untuk itu, HAI menemui Rudolf Dethu atau akrab disapa Bli Dethu. Pria berkumis ini adalah mantan manajer band punk Superman is Dead yang sekarang aktif banget melakukan gerakan propaganda. Aksinya yang paling santer adalah keterlibatannya di gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa di Bali. Selain itu, bli Dethu kini juga punya gerakan baru, yaitu forum Muda, Berbuat dan Bertanggung Jawab yang bisa diakses di www.forummbb.org. Kepada bli Dethu, HAI minta tips untuk anak muda melakukan pergerakan sosial. Mari disimak! Pasti bermanfaat.
1. Paham Masalah Sampai Akarnya
Nggak mau, kan, jadi tong kosong yang nyaring bunyinya? Yap, sebagai pelaku pergerakan, kita perlu paham dulu masalah yang akan kita lawan.
“Pemahaman tentang apa yang terjadi itu sangat perlu, terutama untuk mereka yang ada di pucuk pimpinan. Ketika sudah tau dan sudah yakin dengan apa yang terjadi, barulah kita membentuk kelompok,” katanya.
Yap, Jadi, kalau lo mau protes soal kebijakan rotasi guru, misalnya, coba baca dulu undang-undangnya serta surat kebijakan yang diturunkan oleh gubernur terkait masalah itu.
2. Pilih ketua yang baik
Nggak kalah penting, gerakan harus dipimpin oleh seseorang. Tentu, pemimpinnya pun harus yang paham masalah, dan diakui kapabilitasnya oleh anggota.
“Dia akan menjadi ‘dewa’. Ketika terjadi adu argumen atau kisruh berkepanjangan, dia menjadi penentu pilihan. Jadi, pemimpin yang kita pilih adalah dia yang memang memiliki kapabilitas,” kata bli Dethu.
3. Membentuk Kelompok Kerja
Biar terorganisir dan bisa mencapai tujuan dengan baik, gerakan perlu pembagian kelompok kerja. Menurut Bli Dethu, seenggaknya ada tiga kelompok yang diperlukan, “Departemen hukum. Departemen media sosial dan departemen pop. “ kata Bli Dethu.