Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Seberapa Susah Sih Merestorasi Film Tiga Dara?

Alvin Bahar - Kamis, 04 Agustus 2016 | 08:15
Tiga Dara
Alvin Bahar

Tiga Dara

"Kami cuma bisa memperlambat pertumbuhan jamurnya aja. Tetapi, setelahnya, harus dirawat rutin, disimpan di tempat yang layak," ucapnya.

Selain kerusakan kimiawi itu, Lintang juga menemukan gulungan negatif yang robek, tergores, ada serangga menempel, bekas lem, seluloid yang keriting, dan tekukan.

"Yang paling susah itu, ada kerusakan di tengah gambar. Misalnya robek, saya harus pastiin gerigi bekas robek itu mesti pas betul sebelum bisa diselotip," ucapnya.

"Saya pakai sarung tangan, ada gunting, selotip, penjepit, ada cairan-cairan kimia, lem buat nyatuin dua bagian yang nggak kuat, namanya splice," kata Lintang.

Hal sulit lainnya, ada bagian pinggiran yang terdapat lubang pengait mesin proyektor yang hilang.

"Lubang itu penting sekali buat nyangkutin ke gigi mesin proyektor. Jadi, itu harus saya pasang baru. Nyelotip sepanjang itu, kalau nggak biasa bikin prakarya, ya stres juga. Hehehe," ujar Lintang.

Ia juga harus menambahkan seluloid kosong sepanjang 2 hingga 3 meter di setiap ujung gulungan. Gunanya untuk membungkus dan melindungi bagian yang terdapat adegan film juga guna memberi jeda pada mesin pemindai.

"Sebetulnya, mungkin bisa lebih cepat. Tetapi, karena ini pertama kali saya repair seluloid, saya enggak berani cepet-cepet. Harus memegang seluloid dari tahun 1956, satu-satunya di dunia. Kalau ada apa-apa, nggak ada gantinya," ucap Lintang.

Namun, perbaikan yang dilakukannya selama lebih kurang delapan bulan itu baru tahap awal. Setelah fisiknya diperbaiki, seluloid film Tiga Dara masih harus melewati restorasi digital oleh PT Render Digital Indonesia dan restorasi audio.

"Saya hanya memulai sebelum bisa dikerjakan sama lainnya," kata Lintang.

Source : Hai Online

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x