Keberhasilan SA Films merestorasi film Tiga Dara pantas kita beri tepuk tangan sekeras-kerasnya. Soalnya, merestorasi film yang pertama kali tayang pada tahun 1956 itu susaaaaaah banget.
Tiga Dara adalah film drama musikal tahun 1956 dari Indonesia yang disutradarai oleh Usmar Ismail dan dibintangi oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak, masing-masing sebagai tokoh Nunung, Nana, dan Neni. Nggak hanya mereka, Rendra Karno, Bambang Irawan, dan Fifi Young juga turut memperkuat film ini.
Film ini berkisah tentang romantika keluarga dengan tiga anak perempuan yang semuanya masih lajang. Ibu mereka meninggal, dan ketiganya tinggal bersama nenek dan ayah yang sibuk.
Mengemban amanat almarhumah, sang nenek berusaha mencarikan jodoh untuk si sulung. Namun calon suami itulah yang kemudian menjadi rebutan dua dari tiga dara dimana si bungsu Neni berkomplotan untuk menyelesaikan konflik. Konflik inilah yang menjadi cerita menarik dari lakon Tiga Dara.
Penanggung jawab restorasi fisik film Tiga Dara, Lintang Gitomartoyo, butuh perjuangan ekstra buat memulihkan film tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah pemulihan kondisi fisik seluloid atau gulungan negatif film tersebut. Kesusahan pertama hadir. Ia mengatakan bahwa setelah dicek, seluloid atau gulungan negatif film itu ternyata sudah mengalami vinegar syndrome atau "kanker" pada film.
Pada Seluloid film terdapat beberapa vinegar syndrome, patah-patah dan juga berjamur yang mengakibatkan proses restorasi menjadi sulit.Nggak heran, kasus ini umumnya terjadi di negara-negara tropis. Pada seluloid, terdapat kristal-kristal debu berbahaya dan jamur. Hal tersebut juga membuat gulungannya menyusut dan melar.— #TigaDara4K (@SAFilms_) June 16, 2016
"Vinegar syndrome nggak bisa sembuh, makanya saya bilang kanker. Kalau sudah kena itu, pasti sudah gawat," kata Lintang dalam konferensi pers restorasi film Tiga Dara di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (3/8).
Karena belum ada obatnya, ia hanya bisa mencegah agar jamur-jamur yang ada nggak tumbuh lagi.