Yang namanya Coki Bollemeyer emang nggak ada matinya. Kelar bikin Black Teeth yang kental sama unsur punk rock, baru-baru ini gitaris NTRL ini bikin band lagi.
Jauh dari unsur alternatif atau pop punk kayak NTRL, bukan pula punk rock ugal-ugalan ala-ala Black Teeth, apalagi death metal macam Deadsquad. Belakangan mantan gitaris Base Jam ini justru bikin band jazz fusion. Namanya, Sunyotok. Ngeri!
Bahkan ketika Sunyotok sudah lahir, band ini belum memenuhi hasrat Coki. Waktu itu, Sunyotok masih bertiga.
"Sebetulnya gue pinginnya format berlima, fusion-fusion gitu," ujarnya santai saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Saat itu Coki juga mengaku butuh pemain violin dan atau pemain saxophone. "Nah, gue pinginnya fusion yang tanpa vokal. Kalopun ada solis, part solo itu diisi sama saxo atau violin gitu. Sementara gue bakal ngerhytme aja," kata Coki antusias.
Sampai akhirnya, format berlima itu jadi kenyataan. Di Sunyotok, Coki dibantu oleh Jerremia L Gaol pada bass, drummer Mario Obedh L Gaol, komposer dan produser Aria Prayogi, dan penata suara Harmoko Aguswan. Band yang awalnya terbentuk gara-gara jadi band pengiring untuk istri Coki, Saras Dewi, ini baru saja merilis album perdana bertajuk Sunyotok by Coki Bollemeyer, Jumat (22/7).
Sunyotok sendiri ternyata adalah impian lama Coki sebagai gitaris. Sepulangnya dari bersekolah di Amerika, medio 90-an, gitaris bertubuh bongsor ini pingin banget punya band fusion instrumental.
"Apa ya, gue ngeliatnya kayak Budjana, Tohpati, sama Balawan gitu seru banget punya proyek solo gitar sendiri. Lewat Sunyotok ini gue arahnya lebih ke situ sih," terangnya lagi.
Kenapa harus jazz fusion?
Jazz fusion kayaknya memang jauh dari Coki yang kita kenal. Apalagi ia juga ngegaet Jerremia alias "Jerry" dari Black Teeth sebagai pemain bass. Apa sih yang bikin mereka maih main jazz fusion?
"Kami punya satu visi seneng musik yang soulfull, yang groovy dan seneng sama musisi-musisi jazz. Kebetulan kami senengnya sama, dari situ berlanjut," katanya dalam konferensi pers peluncuran album Sunyotok di Shoemaker Studios, Gedung CCM, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/7/2016) malam.
Ia mengaku memang menggemari musik jazz sejak dulu. Namun, Coki lebih memilih gaya musik fusion, jazz dengan pendekatan irama dan warna musik rock.
"Nanti gue ngomong jazz, orang teriak-teriak. Maksudnya kalau gue bilang, gue setuju dibilang fusion. Artinya menyatu, segala macam musik yang gue dan temen-temen suka itu menyatu dalam project Sunyotok by Coki Bollemeyer," ujarnya.
Ada kontradiksi unik di proyek Coki ini. Ada total delapan lagu dengan judu bahasa Inggris, "Herbs", "Negative", "Temptation", "Whipcream", "Rainy Season", "Wanderlust", "Contemplate", dan "Scrambled Egg", di proyek ini. Tapi, nama bandnya Indonesia banget. Apa sih maknanya?
"Kebetulan ada legend di Indonesia yang namanya sama, gue tambahin huruf K supaya makin mantap," ujarnya.
Tokoh legendaris itu adalah Gatot Sunyoto, seorang musisi dan juga ahli suara perut Tanah Air atau ventriloquist. Coki mengaku nama tersebut menarik dan terdengar sangat Indonesia.
"Gue yang nyangkut di kepala gue ya itu. Itu Indonesia banget, jadi ngambil itu aja," ucapnya.
Ke-Indonesia-an Sunyotok dilengkapi dengan penampilan para personelnya yang mengenakan batik dan peci di beberapa panggungnya.
Nggak bakal ganggu NTRL
Buat pecinta NTRL, nggak usah takut dengan kehadiran Sunyotok. Coki ngejamin Sunyotok nggak bakal ganggu kegiatan NTRL.
"Nggaklah (indikasi NTRL bubar)," kata Coki sambil tertawa. "Bagus sama Eno di sini, support. Makanya gue thank you banget. Kami dalam NTRL nggak pernah nutup lu mau berkarya di luar. Kami merdeka, bebas aja," ujar Coki.
Yang juga harus diingat, ini bukan kali pertama ia membuat karya musik di luar band yang sebelumnya bernama Netral itu.
"Ha-ha-ha. Kayaknya sih manajemen waktu, balik lagi ke situ. Ini bukan yang pertama bikin band lebih dari dua. Selain NTRL, ada juga Black Teeth. Kalau juggling waktunya bisa, why not?" ucap Coki.
Mengenai harapan Coki untuk proyek debutnya itu, cowok berjenggot lebat ini ingin mengalir seperti air saja.
"Penginnya diterima sama masyarakat luas musiknya ini. Pengennya gue bisa main dan manggung di event reguler dan di luar festival," katanya.
"Go with the flow aja, fun aja. Buat gue, ini pengalaman baru. Perjalanannya aja yang pengin gue nikmati," tambah Coki.