Trio rock band ugal-ugalan, Kelompok Penerbang Roket memang sedang naik daun dengan musikalitas yang mereka kembangkan. Di balik kesuksesan mereka sampai menjadi topik pembicaraan dimana-mana. Band yang dimotori oleh John Paul Patton atau yang akrab di sapa Coki ini pernah melakukan kesalahan di salah satu pensi. Hal tersebut terjadi di tahun lalu. Rizma manajer dari KPR pun mengiyakan tentang hal tersebut dan bercerita kasus pensi tersebut kepada Hai.
“Dulu kita pernah main di salah satu pensi SMA di Jakarta pada bulan Oktober tahun lalu, kita belum mempunyai soundman yang bagus pada saat itu. Kemudian pada saat tampil sound kita ancur banget dan Coki cs pun akhirnya bete dengan sesuatu yang kaya gitu,” ujar Rizma manajer dari KPR.
Pensi Jakarta yang dimaksud oleh Rizma adalah Pensi SMA Tarakanita. Diawali masalah teknis sehingga menyulut emosi dari ketiga personil tersebut. Segi sound yang ancur, output ancur, akhirnya mereka bete dengan kondisi seperti itu. Coki sang vokalis banting bass kemudian disusul Rey banting gitar dan Viky akhirnya memberikan pidato yang menyindir penyelenggara.Selang sehari atau dua hari dari kejadian itu, Band yang membuat album tribute to Panbers ini melayangkan surat permintaan maaf karena tidak tampil asik seperti yang diinginkan. “kita udah bikin surat resmi permintaan maaf, besok atau lusa kami langsung bikin surat pernyataan maaf kepada yayasan Tarakanita karena kami tidak tampil asik lah seperti yang di inginkan orang-orang,” Ujar vokalis yang memiliki nama asli John Paul Patton tersebut.
Memang tidak ada manusia yang sempurna, jam terbang juga mempengaruhi setiap band dalam bersikap bahkan Coki sang vokalis pun berkata demikian. “Simplenya gini aja sih kita bukan manusia sempurna dan di saat itu mungkin kita belum terlalu dewasa untuk menanggapi hal-hal teknis”.
Rey mengakui bahwa kesalahan ada di mereka, dan mereka menjanjikan akan tampil lebih baik lagi apabila kesempatan itu menghampiri band yang sangat teinfluence AKA dan Duo Kribo yang merupakan band lawas Indonesia. “Sebenernya mereka keren, sekolah yang keren, pensinya juga keren, karena ada satu dan lain hal, kita jadi yang ga keren di situ. Kita berjanji sih apabila kita di kasih kesempatan sekali lagi kita akan lebih keren dari pada yang lain”.
Dengan segala kedewasaan dan jam terbang mereka. Band yang terbentuk sejak tahun 2009 ini membuktikan bahwa mereka tampil lebih baik pada saat sekarang. Karena perubahan harus di lakukan demi kemajuan KPR, terutama dalam bersikap.Persoalan sikap dari Coki, Viky dan Rey memang sangat rock n roll yang ugal-ugalan. Mereka bisa berlaku apa saja ketika itu. Tapi lewat sentuhan seorang Rizma Rizky, ia mengubah sikap mereka bertiga.
“Attitude dulu yang Rock n Roll sekarang kita perbaiki, jadi lebih baik dan terlihat kita banyak dapat tawaran manggung sekarang. Jadi jangan mengadili KPR karena satu panggung,” ujar sang manajer.
Soal album ‘Teriakan Bocah’ itu sebenarnya menggambarkan dari band ini, karena yang berteriak adalah mereka bertiga.”Itu kenapa kita menamai album Teriakan Bocah, ya kita(Kelompok Penerbang Roket) itu bocahnya. Ya namanya juga bocah, ya bocah yang belajar teriak-teriak,”. Imbuh Manajer KPR
Teriakan Bocah adalah album pertama dari Kelompok Penerbang Roket, album ini banyak menuai pujian dan juga pertanyaan karena tidak tertulisnya nama band tersebut di dalam album. Dibalik itu semua album itu menjadi tonggak awal di mana KPR menjadi pembicaraan hingga besar sampai sekarang. Selayaknya sebuah band, tidak ada band yang mau di cap band asal-asalan.
“ Kami ingin menyatakan satatement bukan band seruntulan, kami musisi rock yang professional dan kita bukan band asal-asalan,” ungkap Coki
Kalau kalian ingin mengetahui lebih lanjut soal KPR yang mulai kapok bermain liar dan apa arti liar itu sendiri bagi mereka. Kalian bisa baca Hai edisi 19, selain soal keliaran di panggung. Persiapan menjadi band rock nomor satu juga diungkapkan Coki Cs. Jadi buruan serbu majalah Hai edisi 19 ya!
Baca Juga
Nostalgia Era 90-an jadi Alasan Kelompok Penerbang Roket Rilis Kaset