Sanggup mewujudkan cita-cita mengikutiajang balapan "jet darat" Formula 1, Rio Haryanto bikin Indonesia bangga, terutamaatas usaha danperjuangannya dalam mewujudkan mimpinya tersebut. Gara-gara itu, Rio juga bikin orang-orang jadi"demam" F1 atau ada yang bilang "mendadak F1". Untuk itulah, Rio balik ke Jakarta dan membagikan pengalaman danmotivasi untuk generasi muda Indonesia.
Meski dalam masa kesibukannya menyiapkan F1 di Shanghai, Rio yangtelah menjalani dua seri balapan F1, di Melbourne-Australia, dan Shakir-Bahrain masih menyempatkan diri mengunjungi anakmuda yang antusias menyambutnya di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (7/4) malam.
Di depan tak kurang dari 2.000 penggemarnya yang kerap berteriak histeris menyambut tawa dan senyumannya, Rio pun memotivasi para penggemarnya yang sebagian besar adalah remaja, tentang pentingnya menjalani proses yang benar, disiplin yang kuat, kerja keras, dan pantang menyerah.
"Saya tentu bersyukur akhirnya bisa masuk ke F1, sesuatu yang sudah saya cita-citakan sejak lama. Perjalanan menuju F1 itu jelas tidak mudah, saya menjalaninya jatuh-bangun dari berbagai balapan, masuk ke GP3, beberapa tahun di GP2 dan tahun ini, Alhamdulillah, akhirnya bisa masuk ke F1," ungkapnya.
Rio meyakinkan penggemarnya bahwa kerja keras, disiplin, terus belajar, dan pantang menyerah akan menjadi senjata ampuh untuk menggapai apa pun yang dicita-citakan. Setelah menggapai cita-cita, buatlah orang lain, keluarga dan diri sendiri bangga atas perjuangan yang telah capek-capek dilakukan.
"Saya sangat bangga sama Rio. Perjuangannya menjadi pebalap F1 patut ditiru. Dia pantang menyerah, orangnya pun baik sekali, enggak macem-macem. Dia juga ramah banget," ungkap Erlita Puspitasari, warga Cilandak, Jakarta Selatan, yang gembira bisa bertemu idolanya.
Maklum soal peringkat
Seperti halnya Erlita, banyak penggemar Rio yang rata-rata masih berusia di bawah 20 tahun, tidak memasalahkan pencapaian Rio sementara ini di ajang F1. "Wah kita nggak peduli dia mau peringkat berapa. Bisa finis saja sudah bagus karena dia kan masih terus belajar. Emang mereka yang jelek-jelekin itu biasa. Wajar aja kalau belum stabil," papar Leona Sagia yang datang bersama kawan-kawannya sesama siswa SMAN 72 Kodamar, Jakarta Utara.
Meski sering jengkel terhadap mereka yang mem-bully Rio di berbagai media sosial. Tak mengherankan, Leona dan kawan-kawan memilih bersikap seperti Rio, yakni tidak menjawab di media sosial.
Akan tetapi, tidak demikian dengan pendukung Rio yang tergabung di Sahabat Rio. "Kami memang punya tim media yang akan membela Rio di media-media sosial. Istilah kami adalah memasyarakatkan F1 karena mereka yang mem-bully itu kami anggap kelompok 'mendadak F1', yaitu mereka yang sebenarnya tidak tahu banyak tentang F1," ungkap Arif, salah satu dari puluhan ribu anggota Sahabat Rio.
Bagi Rio, dukungan jutaan penggemarnya bukanlah gangguan, justru memotivasinya lebih kuat untuk berprestasi lebih tinggi. "Tanpa dukungan mereka, saya tidak akan di F1, jadi saya sangat berterima kasih dan mereka membuat motivasi saya semakin tinggi," ujarnya.
Untuk balapan di Shanghai, Tiongkok, 15-17 April, Rio menyatakan sudah semakin yakin dengan kualitas mesin mobilnya sehingga lebih siap untuk menginjak gas mobilnya semaksimal mungkin.
"Tim teknis Mercedes (mobil tim Manor bermesin Mercedes) pun memastikan tidak ada masalah lagi di mesinnya. Saya akan berusaha memperbaiki peringkat dan kembali finis di Shanghai," ujarnya.