Bendera Indonesia kembali berkibar di Benua Eropa. Jika musim lalu di Sirkuit Silverstone, Inggris, kini negara kerajaan Monako jadi saksi sejarah perkasanya sang saka merah putih.
Pelakunya siapa lagi kalau bukan Rio Haryanto. Pebalap GP2 harapan Tanah Air ini sukses mencetak podium ketiga di sirkuit jalan raya Monte Carlo yang memiliki tingkat kesulitan A saat mengikuti seri GP Monako 22-24 Mei-30 Juni lalu.
Yang menarik hasil ini diraih Rio usai ia mendapatkan penalti turun tiga posisi pada sesi kualifikasi. Yang menyebabkan, ia hanya bisa finish di urutan ketujuh pada feature race.
Namun ketiga melakoni sprint race, Rio berhasil menjaga fokus dan konsistensi kecepatan di atas trek. Ia bertarung ketat dengan dua rival utama, Stephane Richelmi dan Sergio Canamasas sebelum akhirnya memutuskan untuk main aman demi raihan total 16 poin.
Well, hasil ini sangat terasa jauh lebih manis ketimbang saat Rio meraih podium kedua di GP Inggris, tahun lalu. Alasannya adalah tim barunya, Caterham.
“Saya merasa lebih nyaman di tim ini. Mereka sangat profesional juga. Lagian, Caterham punya cabang juga di F1. Jadi banyak masukan bermanfaat buat saya dan kru," ungkapnya.
Well, kalau alasannya cuma itu, dia juga pernah loh bernaung di tim Carlin Motorsport yang juga punya perwakilan di Formula Satu. Namun, ada hal yang jauh lebih penting ketimbang sebuah tim.
"Jujur, sulit buat dapetin podium. Tapi saya merasa jauh lebih matang di tahun ini. Saya banyak belajar dari dua musim sebelumnya. Soal Carlin, dulu saya sulit berkembang karena terlalu banyak senior dan itu juga tahun pertama," tambah Rio.
Jaga Kesehatan Kuncinya
Kalau dibilang ada perkembangan signifikan, ya Rio membuktikan hal itu. Tercatat sejak melakoni debutnya bersama Caterham di GP Bahrain, remaja asal Solo ini mampu menyelesaikan balapan sebanyak lima kali dengan total poin 16.
Dua di antaranya berada di jajaran 10 besar. Yang kalau dalam istilah balapan sudah masuk komunitas elite dengan podium di Monako kemarin.
Jelas, prestasi sejauh ini berbanding kontras kala bersama Barwa Addax. Di mana mantan pebalap GP3 ini hanya mampu finish terbaik di posisi kesembilan dalam lima race pertama.