Follow Us

Kenapa Balapan di F1 Itu Harus Bayar?

- Senin, 07 Desember 2015 | 09:05
Rio Haryanto
Hai Online

Rio Haryanto

Being second is to be the first of the ones who lose. Kalimat tersebut muncul dari bibir legenda Formula Satu, Ayrton Senna ketika ditanya apa sih arti menjadi seorang jawara buatnya.

Apa yang dititahkan oleh Senna memang benar. Di dunia balap seperti Formula Satu, menjadi yang terdepan adalah sebuah kewajiban yang harus diwujudkan tiap pebalap.

So, buat menjadi pebalap yang hebat seperti Ayrton Senna atau Lewis Hamilton, butuh namanya proses. Bukan hanya proses pematangan skill, tetapi juga soal mental baja yang nggak ditemui di olahraga manapun.

Nggak heran kalau buat menembus level Formula Satu bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan untuk menjadi seorang pebalap tes saja yang balapannya saja jarang itu sulit banget.

"Jalan bisa balap ke Formula Satu itu seperti gunung terjal. Setiap level kompetisi harus kamu lewati buat jadi pebalap yang berkualitas," ujar Rio Haryanto, yang sudah empat tahun berkompetisi di ajang GP2, selevel di bawah F1.

Sulitnya menembus F1 juga diakui oleh Sean Gelael. Belum genap semusim mencicipi Formula Renault World Series 3.5, pebalap Jagonya Ayam with Carlin ini masih berharap ada jalan ke sana.

"Semua pebalap yang berlaga di World Series pasti tujuannya ke sana. So, it's really difficult to break through karena yang harus saya kalahkan nggak cuma satu, tapi 20," jelas cowok 18 tahun ini.

Logo Sponsor Indonesia Terlihat Jelas di Sisi Kiri Mobil F1 Rio
Bisa “Nembak”

Selain harus melewati tingkatan dari karting hingga level Formula Junior, buat balapan di F1, seorang pebalap harus mengantongi super license. Atau yang biasa disebut SIM F1.

Nah, buat ngajuin SIM F1, seorang pebalap harus menempuh total jarak 300 kilometer di atas mobil F1 dalam sebuah sesi tes. Nggak cuma itu, sang pebalap juga wajib mengantongi minimal 40 poin di kompetisi junior yang dilakoninya.

Tapi tenang, semua syarat di atas cuma jadi pengecualian kok. Bahkan pengajuan SIM F1 hanya sebatas formalitas alias "nembak" kalau kamu adalah seorang pay driver.

Sejak dikenalkan pada awal 70-an, pay driver makin diminati pebalap-pebalap dunia guna menembus F1. Intinya, semakin besar uang dan sponsor yang kamu bawa, satu kokpit di Formula Satu bisa kamu miliki.

Editor : Hai Online

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest